Membawa Misi Mengasihi

0
266 views
Yesus menyembuhkan Bartimeus. (Ist)

Puncta 24.10.21
Minggu Biasa XXX.
Hari Minggu Misi
Markus 10: 46-52

BARU saja terjadi penyegelan ulang masjid Al-Hidayah, milik Jemaah Ahmadiyah di Sawangan, Kota Depok, oleh Satpol PP dan sekelompok massa yang meneriakkan ujaran kebencian terhadap Jemaah Ahmadiyah.

Peristiwa semacam ini bukan kali ini saja. Beberapa waktu yang lalu juga terjadi pengrusakan masjid Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat; juga di Ketapang, dan sebelumnya di Nusa Tenggara Barat tahun 2006.

Ketika itu Jemaah Ahmadiyah dipersekusi, dianiaya dan diusir dari tempat tinggalnya. Rumah mereka dijarah dan dibakar warga.

Jemaah ini dipinggirkan, bahkan tidak diakui keberadaannya karena dianggap menyimpang dari ajaran agama yang sudah baku.

Sebagai sesama warga, saya merasa prihatin dan kasihan pada Jemaah Ahmadiyah. Hak asasi yang paling tinggi untuk menyembah Tuhan dihalangi dan dihilangkan.

Dalam Injil hari ini, kita belajar dari Yesus bagaimana Dia menerima Bartimeus yang buta. Orang buta dianggap sebagai orang yang dihukum Allah. Ia digabungkan sebagai kelompok pendosa, orang najis yang harus disingkirkan.

Bartimeus duduk di pinggir jalan. Posisi ini sudah menjelaskan bahwa dia bagian dari kelompok yang dipinggirkan oleh masyarakat.

Ketika ia berseru-seru kepada Yesus, orang banyak menegurnya supaya dia diam. Bartimeus ditegur, dipersekusi supaya tidak bersuara menyerukan nama Tuhan. Ia dibungkam dengan paksa.

Sikap Yesus tidak demikian. Ia memanggil si buta. “Apa yang kau kehendaki Kuperbuat bagimu?”

Yesus membuka diri. Ia menawarkan solusi bukan melakukan persekusi.

Semestinya para pejabat itu melindungi dan mencari solusi, bukan mencari aman ikut massa yang berteriak-teriak menebar kebencian.

Yesus mengajak berdialog dan memberikan keselamatan dan rasa aman. Iman itu memberi aman, bukan menakuti dan mengancam.

Kalau Jemaah Ahmadiyah itu dianggap menyimpang, jangan dipinggirkan, tetapi diajak berdialog agar mereka kembali ke ajaran yang benar.

Kekerasan tidak menyelesaikan masalah.

Peristiwa di atas menyadarkan kepada kita untuk mengembangkan misi Yesus demi keselamatan manusia.

Panggilan misi kita adalah mengembangkan dialog yang menyelamatkan. Kita tidak boleh ikut berteriak-teriak mengusir Bartimeus.

Kita ajak berdialog dengan hati jernih agar mereka menemukan Tuhan yang benar. Tuhan yang benar adalah Tuhan yang mengasihi, bukan Tuhan yang mengancam dengan kekerasan dan kebencian.

Itulah misi Tuhan yang perlu kita sebarkan kepada sesama warga. Agama yang baik bukan menakut-nakuti, tetapi untuk mengasihi.

Ziarah ke Gua Maria di Weleri.
Jangan lupa menikmati teh poci.
Mari kita rayakan Minggu Misi.
Mewartakan Tuhan yang mengasihi.

Cawas, bermisi mengasihi…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here