Membenci Dosa, Merangkul Pendosa

0
441 views
Ilustrasi: Perempuan berdosa mengurapi kaki Tuhan Yesus. (Ist)

Kamis, 21 September 2023

  • Ef. 4:1-7,11-13.
  • Mzm. 19:2-3,4-5.
  • Mat. 9:9-13.

TINDAKAN Yesus yang melihat, mengajak dan memanggil Mateus menunjukkan bentuk lawatan kasih Allah kepada umat yang rindu mencari Dia.

Lihatlah betapa bahagianya Mateus yang mendapat perhatian dari Yesus. Melalui perhatian dan ajakan Yesus mau menyatakan bahwa kasih Allah selalu hadir bagi orang-orang yang terpinggirkan, disingkirkan bahkan dilupakan karena dianggap berdosa.

Dia yang ditolak menjadi yang diterima. Dia yang dihindari menjadi yang dicari. Dia yang berdosa menjadi yang berharga.

Yesus mencarinya dan mendapatkannya. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Sikap Yesus ini akan berhadapan dengan orang-orang yang berusaha mengejar kesalehan pribadi.

Mereka sering kali mudah terjebak pada kesombongan. Semakin dekat dengan Tuhan malah semakin jauh dari sesama. Semakin mengejar kekudusan malah semakin mengabaikan orang berdosa.

Kesalehan sejati dimulai dari hati, bukan sekadar disiplin rohani.

Allah lebih menyoroti kondisi hati daripada semua ritual rohani.

Kekudusan dimulai dari kesadaran tentang keberdosaan.

Tanpa terus-menerus mengingat semua dosa diri sendiri, seseorang akan merasa paling saleh sendiri.

Intinya, kesalehan bukanlah sebuah pencapaian, melainkan pemberian. Dari Allah untuk kita, bukan dari kita untuk Allah.

Jika kekudusan dan kesempurnaan adalah pemberian, tidak ada ruang untuk kebanggaan.

Yang membedakan kita dari orang berdosa bukanlah apa yang kita lakukan bagi Tuhan (persembahan), tetapi apa yang Kristus lakukan bagi kita (penebusan).

Hanya ketika kesombongan spiritual disingkirkan, kita akan mampu menunjukkan belas-kasihan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.

Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Sebagai pengikut Yesus, marilah kita meneladani apa yang sudah Yesus lakukan terhadap orang berdosa.

Yesus tidak membenci orangnya tetapi perbuatan dosanyalah yang dibenci.

Jika ada orang yang sudah melakukan kesalahan kepada kita, janganlah kita benci orangnya, melainkan ampunilah kesalahannya, rangkullah dia, sehingga dia juga dapat mengalami sapaan kasih Allah.

Terkadang kita tanpa sadar sering menjauhi, memusuhi, dan bahkan memandang sebelah mata mereka yang terkucilkan atau berbeda dengan aturan yang ditetapkan dunia, dan agama.

Tanpa mengetahui lebih jauh bahwa, ternyata pribadi tersebut sudah lama merindukan sapaan Tuhan melalui kita yang telah mengenal Tuhan.

Terkadang kita diam, tidak berani merangkul seperti Yesus yang merangkul erat Matius dengan cinta kasih.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku punya hati bagi mereka yang salah arah dalam hidup ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here