Bacaan 1: 2Kor 9:6-10
Injil: Yoh 12:24-26
Seorang pilot senior di Indonesia dari salah satu maskapai terbaik dunia, memilih meninggalkan kehidupan mewahnya di Singapura lalu tinggal di Penfui Timur, Kupang.
Dengan tabungan gajinya, dia membangun sekolah gratis dan menanggung kebutuhan materi jasmani maupun rohani 50 anak terlantar. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kupang dengan membangun lahan pertanian yang berhektar-hektar luasnya.
Banyak orang mampu memberi namun belum tentu memberi dengan kasih.
Memberi berarti mengorbankan milik kita yang paling berharga demi orang lain, disinilah makna terdalam memberi.
Kepada jemaat Korintus, Rasul Paulus berpesan tentang memberi:
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.”
Hal ini dikatakannya sehubungan dengan kolekte yang dikumpulkannya untuk membantu orang-orang yang sedang kesusahan di Yerusalem saat itu.
Memberi tidak perlu memikirkan pahala, sebab Allah memang sanggup memberi kelimpahan dengan kasih karunia-Nya.
Tuhan Yesus rela memberikan hidup-Nya untuk menebus dosa semua orang di dunia. Hal ini diungkapkan dalam perumpamaan “biji gandum”.
“Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
“Biji Gandum” adalah Diri-Nya sendiri yang harus mati agar banyak orang menjadi “hidup” dalam kekekalan.
Begitu juga bagi pengikut-Nya yang ingin melayani-Nya maka harus mengikuti pola hidup-Nya.
“Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, disitupun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Pesan hari ini
Jangan takut miskin untuk memberi pada mereka yang lemah. Sebab Tuhan sering hadir dalam wajah-wajah orang lemah.
Memberi dengan kasih sesuai kemampuanmu, jangan dengan terpaksa.
“Berbagi bukan melulu soal harta, kebahagiaan, tawa, dan waktu adalah hal-hal sederhana yang dapat kita bagi dengan orang lain.”