SERING orang merasa bahwa membahagiakan orang lain itu dengan melakukan hal-hal yang spektakuler. Ternyata memberi perhatian bagi sesama meski kecil sekali pun mampu membahagikan sesama.
Suatu hari, seorang kakek berusia 82 tahun memberi waktunya dengan mengunjungi bayi-bayi di ICU sebuah rumah sakit. Ia tidak mengenal anak-anak itu. Namun ia merasa perlu memberikan harapan kepada mereka untuk bertahan hidup. Ia ingin, agar anak-anak itu mengalami keceriaan hidup.
Betapa tidak, anak-anak itu mengalami sakit kanker yang ganas. Seolah-olah mereka cuma sedang menunggu saat-saat terakhir hidup mereka. Kakek yang telah memiliki 23 cucu itu membisikkan kata-kata ke telinga mereka. Ia memberikan semangat hidup kepada mereka.
Ia berkata, “Jangan takut. Ayo semangat-semangat. Tuhan sangat mencintai kalian.”
Ada anak-anak yang menanggapi kata-katanya dengan tertawa ceria. Namun ada pula anak-anak yang cuma meringis. Mereka merasakan sakit yang luar biasa saat sedang diserang penyakit kanker. Kakek itu tetap memberikan semangat dan harapan kepada mereka. Baginya, Tuhan senantiasa menemani perjalanan hidup manusia.
Tidak egois
Manusia dipanggil bukan hanya membahagiakan dirinya sendiri. Manusia juga man for others, manusia bagi sesamanya. Mengapa? Karena ketika manusia hidup bagi dirinya sendiri, ia akan mati. Ia akan mati dalam banyak hal, karena ekspresi dirinya tidak ia pancarkan kepada orang lain.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk terus-menerus memberikan semangat hidup kepada sesama kita. Kakek itu memberikan waktu dan hidupnya untuk anak-anak yang membutuhkan perhatian. Ia tidak peduli akan kehilangan waktu. Yang ia lakukan adalah memberikan sukacita kepada mereka yang sangat membutuhkan.
Di sekitar kita, ada sesama yang sedang galau, karena ditinggal pergi oleh kekasihnya untuk selama-lamanya. Ada sesama yang sedang sedih, karena kehilangan pekerjaan. Kita punya tugas untuk memberikan semangat kepada mereka untuk bangkit kembali dari keterpurukan hidup mereka.
Ketika sesama mengalami sukacita, kita pun bersukacita bersamanya. Ketika kita mengerjakan sesuatu bagi sesama lalu kehidupan mereka menjadi lebih baik, maka kita akan merasakan kepuasan tersendiri.
Manusia diciptakan dengan kerinduan untuk menjadi seseorang yang berarti. Salah satunya dengan memberikan perhatian bagi sesamanya. Mari kita memberi perhatian kepada sesama yang ada di sekitar kita. Dengan demikian, mereka mengalami sukacita dan damai. Tetap semangat, sahabat-sahabat.
Tuhan memberkati.