Membuka Hati

0
124 views
Ilustrasi. Buka pintu.

Rabu, 30 April 2025

Kis. 5:17-26.
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9.
Yoh. 3:16-21

PENGHAKIMAN sejati bukanlah tentang hukuman dari luar, tetapi tentang pilihan hati: apakah kita mau membuka diri terhadap cinta Allah atau terus menutupinya dengan kesombongan dan ketidakpedulian.

Ada saat-saat dalam hidup kita ketika kita berhadapan dengan Tuhan Yesus, dalam doa, dalam perayaan sakramen, dalam keheningan hati, namun kita tidak merasakan apa-apa. Tidak ada sukacita, tidak ada damai, bahkan tidak ada rasa bersalah.

Pada momen seperti itu, sesungguhnya kita sedang berada dalam sebuah penghakiman: bukan karena Allah menghakimi kita, melainkan karena hati kita sendiri menutup diri terhadap kasih-Nya.

Bukan Allah yang langsung menghukum, tetapi sikap batin kitalah yang berbicara. Sikap keras hati, keengganan untuk bertobat, ketidakmauan untuk membuka diri kepada cinta, semuanya adalah bentuk penghukuman diri. Karena kasih Allah tidak pernah berhenti mengalir, yang berhenti hanyalah kesiapan hati kita untuk menerimanya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”

Kepada Nikodimus, Tuhan menunjukkan bahwa keselamatan bukan tentang apa yang kita perbuat saja, tetapi tentang siapa yang kita percaya.

Percaya kepada Yesus berarti membuka hati terhadap kasih Allah, menerima keselamatan yang dianugerahkan, dan berjalan dalam terang-Nya.

Ketika kita percaya, kita tinggal dalam damai, dalam kepastian bahwa hidup kita ada di tangan yang penuh kasih.

Allah tidak datang untuk menghukum, melainkan untuk menyelamatkan. Dia selalu menanti dengan tangan terbuka, dengan kerahiman yang lebih besar dari segala dosa kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku hidup dalam keyakinan bahwa Yesus adalah jalan keselamatan bagiku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here