Home BERITA Memeluk Salib dengan Senyum dan Tangis

Memeluk Salib dengan Senyum dan Tangis

0
Ilustrasi: Sangkal diri dan pikul salib pribadi

Rabu 6 November 2024.

Flp 2:12-18.
Mzm 27:1.4.13-14.
Luk 14:25-33

KITA semua memiliki beban yang kita pikul dalam hidup ini. Setiap hari, masalah, kesulitan, dan tantangan datang silih berganti.

Terkadang, kita merasa kelelahan dan hampir menyerah, bahkan mungkin ingin mengeluh. Namun, sebelum kita mengeluh, ada baiknya kita berhenti sejenak dan mengingat akan Salib Yesus.

Beban kita mungkin terasa berat dan terkadang menyakitkan, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah memberi kita beban yang melebihi kemampuan kita. Dia tahu seberapa kuat kita dan selalu ada di samping kita untuk memberi kekuatan.

Setiap kali kita merasa lelah, kita bisa datang kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya. Dia selalu siap untuk menghibur dan menguatkan kita, sebab Dia adalah Tuhan yang setia dan penuh kasih.

Ada semua cerita yang diceritakan oleh seorang sahabat: “Pada suatu hari seorang sahabat Yesus, mengeluh katanya, salib yang dipikulnya terlalu berat.

Yesus lalu membawa orang itu ke suatu tempat di mana terkumpul semua salib dari berbagai jenis. Yesus lalu berkata: Silakan memilih salah satu salib yang anda suka.”

Orang itu meletakkan salibnya di salah satu sudut ruangan dan mulai mencari-cari salib yang lebih ringan menurutnya. Banyak salib yang telah dicobanya. Namun, tidak satu pun yang cocok.

Ada salib yang terlalu panjang. Ada salib yang pakunya terlalu banyak. Ada salib yang terlalu besar dan ada salib yang terlalu berat.

Kemudian ia sampai disalah satu sudut ruangan. Dia mengamati sebuah salib yang kira-kira sesuai dengan kemampuannya. Dia coba mengangkatnya dan ternyata sangat cocok. Dia pun mengambil dan memikulnya.

Namun, ketika diamatinya kembali dengan teliti, ternyata salib itu adalah salibnya sendiri yag dilatakkannya sebelum ia mencari salib-salib lain yang lebih ringan.”

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Memikul salib adalah bagian dari syarat menjadi sahabat Yesus. Menghindari salib berarti menjauhi persahabatan dengan Yesus. Sebaliknya, menerima salib berarti menerima persahabatan dengan Yesus.

Tuhan Yesus tidak akan pernah menghindari salib. Kita akan disalibkan juga bersama Yesus melalui penderitaan-penderitaan kita. Namun, satu yang perlu kita ingat, Yesus tidak pernah memberikan kita salib yang tidak bisa kita pikul.

Sekali pun ada penderitaan, selalu saja ada jalan keluar yang dapat kita selesaikan. Sekalipun salib itu berat, kita dapat memikulnya.

Tuhan merangkai hidup ini tak seindah apa yang kita pikirkan, tak seperti apa yang kita bayangkan. Tuhan merajut hidup kita dengan kasih bersemikan tangis dan senyum, seakan tak pandang perasaan kita, tetapi dengan bijak Tuhan melihat ketulusan hati kita, dalam belajar memahami kehendak-Nya.

Dengan penderitaan, kita bisa memahami arti sebuah kehidupan. Dan dari penderitaan membuat kita semakin berkembang menjadi orang-orang yang lebih baik dan lebih berguna.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku suka mengeluh atas penderitaan yang aku alami?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version