Memetik Gandum pada Hari Sabat

0
607 views
Panen gandum by Millet, Jean-Francois, 1868-1874.

Sabtu 9 September 2023

  • Kol. 1:21-23.
  • Mzm. 54:3-4,6,8.
  • Luk. 6:1-5

TIDAK ada satu pun tempat di dunia ini yang tidak memiliki hukum atau aturannya.

Untuk itu penting bagi kita untuk menjalani hukum atau aturan dengan kebijaksanaan.

Hukum boleh saja dikesampingkan, apabila kita sedang memperjuangkan nilai-nilai kehidupan.

Perjuangan ini tentunya bukanlah kepentingan pribadi tetapi kepentingan yang menyangkut orang banyak.

Perbuatan yang diajarkan oleh Yesus ini sangat perlu dan penting untuk ditanamkan dalam setiap hidup umat beriman.

Penetapan hari Sabat adalah salahsatu cara mengingatkan àmanusia agar fokus kepada Allah yaitu beribadahlah kepada Tuhan Allah di hari Sabat.

Sesungguhnya bukan hanya hari Sabat saja untuk fokus kepada Allah tetapi lebih jauh dari itu yang seharusnya dipahami bahwa manusia hendaklah saling mengasihi satu dengan lainnya seperti Tuhan Allah mengasihi manusia.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Tetapi beberapa orang Farisi berkata: “Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.”

Dalam hal murid-murid Yesus memetik bulir gandum di hari Sabat hendaknya dilihat dari sudut pandang bahwa mereka lapar butuh makanan seperti halnya Daud memakan roti sajian khusus untuk imam.

Orang Farisi tidak memahami tujuan ditetapkan hari Sabat yang seharusnya yang terpenting adalah menolong sesama harus didahulukan dari ketentuan hari Sabat yang tidak boleh melakukan segala aktifitas, bekerja.

Memang peraturan hari Sabat tetap harus ditaati tetapi ada kondisi khusus, tertentu diperbolehkan untuk tidak dilaksanakan yang berhubungan dengan hal kebaikan menolong orang lain.

Demikian juga di kehidupan kita sekarang di jaman modern ini, ada begitu banyak orang kelaparan yang membutuhkan pertolongan dalam segala bentuk.

Bisa berupa makanan/minuman, obat-obatan, juga menyangkut kerohanian yang perlu ditangani agar tidak timbul sakit rohani yang dampaknya menjauhkan seseorang dari Tuhan Allah.

Menolong orang ada dua aspek yang harus kita perhatikan yaitu menolongnya dari sisi kebutuhan tubuh jasmani dan dari sisi jiwa dan rohaninya.

Yang paling sulit adalah menolong dari sisi jiwa dan rohani sebab berhubungan dengan imannya.

Semoga sebagai orang beriman kristiani kita semakin berani berbuat baik bukan karena sebuah aturan belaka, tetapi karena memang berasal dari kedalaman hati kita yang sesungguhnya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku taat dengan aturan yang ada?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here