Memikirkan Kesulitan Orang Lain

0
497 views
Ilustrasi: Makan-makan. (Ist)

Senin, 02 Agustus 2021

Bil.11:4b-15.
Mat.14:13-21

TIDAK semua masalah besar yang harus kita bantu penyelesaiannya.

Kadang justru masalah yang kecil yang dihadapi setiap hari bisa menjadi pintu untuk menyelesaikan masalah pokok dan besar yang terjadi.

Hal ini kami alami waktu melayani umat di salah satu paroki pedalaman di Kalimantan Barat.

“Kita sebaiknya menyiapkan bahan makanan lebih di dapur kita. Supaya jika ada umat yang jauh datang ke paroki bisa menyiapkan makan untuk mereka sendiri,” kata rekan serumah di pastoran.

“Mereka biasanya membawa bekal,” jawabku.

“Tidak semua bisa menyiapkan bekal.Apalagi jika mereka harus berangkat buru-buru, karena ada kepentingan yang mendadak,” kata teman tadi.

“Iya, boleh,” sahutku menyetujui gagasan teman tadi.

Karena memang dari 27 stasi, 14 stasi harus ditempuh dengan jalan air yang perlu waktu berjam-jam. Bahkan ada yang seharian.

Dalam perjalanan, mereka tidak mudah hanya sekadar singgah mencari warung makan.

Mulai saat itu, kami menyediakan bahan makanan untuk umat yang datang dari pedalaman.

Jika ada urusan di paroki, mereka bisa masak sendiri dan menyantapnya.

Awalnya kami, menyiapkan beras, kopi, gula, telur dan mie. Setelah itu, mereka sendiri -jika datang ke paroki- selalu membawa daging atau ikan hasil buruan dan tangkapan mereka.

Kebijakan kecil itu membawa dampak yang sangat besar. Yakni kedekatan umat dengan kami para pelayan.

Mereka merasakan menjadi bagian dari Gereja.

Komunikasi menjadi lebih lancar dan muncul kepercayaan yang lebih kuat di antara mereka dengan kami.

Komunikasi yang baik menjadi dasar untuk bersama-sama mencari penyelesaian jika muncul masalah.

Apakah aku bisa memikirkan hal kecil yang bisa aku lakukan demi kebaikan sesama?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here