Selasa, 14 April 2021
Bacaan I : Kis 5:17-26
Injil :Yohanes 3:16-21
“TERIMA kasih Tuhan, Engkau telah mengembalikan anakku,” kata seorang ibu kepada kami.
“Mungkin Mas tidak percaya bahwa anak perempuanku itu dulu sungguh menyusahkan kami,” kata suami dari ibu tadi.
“Setelah lulus SMA, dia menjadi sulit kami kendalikan, selalu melawan kami. Hingga pada suatu ketika, ia ingin pergi meninggalkan kami sekeluarga,” kata ibu itu.
“Ia ingin mengadu nasib di luar negeri, namun dia salah ketemu orang. Tahu-tahunya bukan agen resmi yang merekrutnya, melainkan sebuah sindikat yang tidak baik,” kata bapak itu.
“Tuhan sangat bermurah hati kepada kami khususnya anakku, karena sindikat itu terbongkar sebelum keberangkatan rombongan yang di dalamnya termasuk anakku itu,” kata ibu.
“Anakku pulang dengan diantar polisi dan diserahkan kepada kami kembali,” kata bapak.
“Dia sangat malu dan terpukul, bahkan frustrasi. Namun kami sekeluarga selalu mengajaknya bangkit dari masalah yang dia hadapi. Kami ajak berdoa dan ke gereja,” kata ibu.
“Setelah satu tahun dari peristiwa yang menyakitkan itu anak saya mulai bisa melupakannya lalu membuka usaha kecil-kecilan, buka warung makan,” kata bapak.
“Rezeki tidak akan lari kemana jika sudah menjadi bagian kita, itulah yang dialami anak saya, rumah makan cukup ramai bahkan banyak pesanan setiap harinya,” kata ibu.
“Setiap orang bisa salah dan boleh salah, asal mau belajar dari kesalahan,” kata ibu itu lagi.
“Jika saja anakku terpaku pada kesalahannya, maka dia tidak akan bisa seperti sekarang ini, kerja dengan baik dan wajahnya penuh kebahagiaan,” kata bapak.
“Bangkit dari keterpurukan dan kesalahan lalu membangun hidup yang benar itu ibarat meninggalkan kegelapan dan masuk dalam terang Tuhan,” kata ibunya.
Kehidupan ini menyediakan banyak kesempatan untuk merintis kehidupan yang benar dan baik.
Ada pilihan tinggal dalam kegelapan atau dalam terang.
Bagaimana disposisi batin kita saat ini, apakah ada dalam keterarahan pada Tuhan atau sedang jalan jauh meninggalkan terang Tuhan?