Meminta Tiada Jemu

0
306 views
Keadilan untuk orang miskin by ist

Puncta 16.10.22
Minggu Biasa XXIX
Lukas 18: 1-8

KOTA Semarang sudah menerapkan Perda No 5 tahun 2014 tentang PGOT (Pengamen, Gelandangan dan Orang Terlantar).

Perda itu melarang orang memberi uang, barang atau makanan kepada PGOT termasuk juga “manusia silver,” badut, pengemis atau Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di pinggir jalan atau perempatan lampu traffic light.

Orang yang ketahuan memberi sesuatu kepada mereka akan dikenai denda kurungan 3 bulan atau membayar denda Rp. 1 juta.

Pemda ingin membuat kota bersih dan tertib, bebas dari para PGOT yang dianggap “mengganggu” keindahan kota.

Namun lepas dari maksud baik itu, ada hal yang bisa direnungkan dari keberadaan mereka.

Apakah kita sudah peduli dengan kehidupan mereka? Apakah pemda juga memikirkan untuk membina atau memberi lapangan kerja bagi orang-orang itu?

Melarang mereka berkeliaran di jalan-jalan, tanpa memberi solusi bagi kehidupan mereka sama saja hanya memindahkan mereka ke kota lain. Dilarang di kota A, mereka pergi ke kota B. Tidak akan ada penyelesaian masalah.

Saya melihat sisi lain kehidupan mereka. Semangat untuk terus meminta tiada jemu dalam keadaan apa pun terus dilakukan.

Kadang mereka dicuekin, tidak diberi, ditolak, dicibiri, dihindari dan disingkirkan. Tetapi mereka tetap berusaha meminta sedekah dari orang-orang yang lewat.

Mereka tidak putus asa dan terus tanpa henti meminta. Kendati sering tidak digubris tetapi mereka terus berusaha.

Semangat tidak pernah berhenti meminta inilah yang dianjurkan Yesus kalau kita berdoa kepada Allah.

Yesus memberi gambaran seperti janda miskin yang terus menerus meminta pertolongan kepada hakim untuk menyelesaikan perkaranya.

Karena janda itu tak pernah berhenti meminta, sampai si hakim tak bisa mengelak lagi. Hakim itu akhirnya mengabulkan permohonan si janda.

Doa kita kepada Allah semestinya juga seperti si janda itu. Tidak akan berhenti sebelum pemintaan kita dikabulkan Tuhan.

Disini dibutuhkan semangat dan usaha yang besar tanpa kenal lelah.

Doa membutuhkan kesabaran, kepercayaan, kerendahhatian, ketekunan dan pengharapan.

Sabar dan tekun jika doa kita belum dikabulkan. Percaya seperti seorang anak yang menggantungkan kebaikan orangtuanya. Kerendahhatian bahwa kita adalah orang lemah yang membutuhkan bantuan.

Apakah kita sabar dan rendah hati dalam berdoa? Ataukah kita terburu-buru memaksakan diri dan pengin mengatur Tuhan? Lalu sering merajuk dan mengancam Tuhan jika doa kita belum dikabulkan?

Marilah kita belajar seperti seorang anak kecil yang percaya bahwa Tuhan itu seperti orangtua yang baik, yang tidak akan membiarkan anak-anaknya mengalami kesusahan dan penderitaan.

Melancong ke Surabaya naik kereta api.
Menikmati Tari Gandrung di Banyuwangi.
Berdoa tiada putus dan tak kenal henti.
Jangan lupa terus bersyukur dan memuji.

Cawas, selalu dan selalu berdoa…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here