Memperebutkan Jabatan

0
42 views
Ilustrasi. (Ist)

Puncta 29 Mei 2024
Rabu Biasa VIII
Markus 10: 32-45

SETELAH diumumkan oleh KPU bahwa pasangan Prabowo Gibran memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden, kini mulai muncul pergunjingan siapa yang akan masuk ke dalam jajaran kabinet. Siapa menduduki posisi mana.

Para pendukung koalisi Prabowo Gibran mulai menyodorkan nama-nama untuk jatah menterinya. Beberapa partai di luar koalisi juga diajak untuk bergabung. Posisi-posisi penting dan strategis menjadi incaran dari para pengusung pasangan.

Ketika Yesus sedang menuju ke Yerusalem, para murid tidak peduli dengan sabda Yesus bahwa Mesias harus menderita sengsara, diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dan akan dibunuh.

Yakobus dan Yohanes malah berbicara tentang kedudukan kelak kalau Yesus mencapai kemuliaan.

Mereka berebut kedudukan, “Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri.”

Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan para murid yang lain. Karena ketika mereka mendengar permintaan itu, mereka menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Pasti mereka juga berminat untuk dapat jatah kedudukan.

Dalam krisis seperti itu, Yesus menjelaskan dan mengajarkan apa artinya berkuasa. Yesus berpesan kepada mereka, “Kalian tahu, orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.”

Ajaran Yesus tentang kuasa adalah sebagai pelayan atau hamba. “Tetapi janganlah demikian di antara kalian! Barang siapa ingin menjadi besar, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara kalian, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.”

Yesus telah mencontohkan bagaimana Dia merendahkan diri. “Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang banyak.”

Di situlah letaknya nilai kekuasaan atau kepemimpinan. Penguasa adalah hamba rakyat. Ia mengabdi kepada rakyat. Kedudukan adalah pelayanan demi kesejahteraan rakyat.

Marilah kita lihat bersama apakah para pemimpin yang telah kita percaya dalam pemilihan kemarin sungguh-sungguh menjadi abdi negara. Apakah mereka benar-benar memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

Kalau tidak, kita bisa menghukum mereka untuk tidak memilihnya pada pemilu berikutnya.

Menulis surat cinta untuk sahabat,
Setelah dikirim ternyata salah alamat,
Pemimpin adalah abdi masyarakat,
Ia fokus menyejahterakan seluruh rakyat.

Cawas, mengabdi dan melayani
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here