Bacaan 1: Yer 17:5-10
Injil: Luk 16:19-31
Banyak orang takut saat membicarakan kematiannya. Namun itu sesuatu yang sangat manusiawi karena ada banyak hal yang mempengaruhinya. Setiap orang selalu merasa tak siap jika disuruh mati saat ini juga, ada yang tak mau berpisah dengan orang-orang kesayangannya dan keterikatan dengan duniawi.
Namun kematian tak bisa dihindari, setiap orang pasti mengalaminya.
Bacaan hari ini mengajak kita untuk mempersiapkan dengan baik kehidupan sesudah mati. Ada kisah kontras antara si kaya dan pengemis Lazarus. Sepertinya si kaya tidak peduli dengan keadaan Lazarus yang kelaparan setiap harinya.
Dengan kekayaannya, ia merasa “super” dan tidak harus memikirkan orang miskin meski berada di depan matanya.
Ketidakpeduliannya mengakibatkan ganjaran hidup menderita di alam kematian. Sementara Lazarus pengemis yang saat hidup hanya bisa pasrah mengandalkan Tuhan mendapatkan ganjaran hidup bahagia bersama Bapa Abraham (kita percaya bahwa Bapa Abraham tidak berada di neraka).
Di alam kematian, antara si kaya dan Lazarus tak mungkin lagi bisa hidup bersama karena ada jurang dalam yang memisahkan mereka.
Bapa Abraham mengingatkan kita semua, bahwa ada pegangan hidup yang harus diikuti agar bisa hidup bahagia dan kekal kelak bersama Kristus disurga, yaitu percaya kepada Injil (Kabar Sukacita Keselamatan Allah).
“Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.”
Allah mengutuk mereka yang hanya mengandalkan kekuatan sendiri dan melupakan Allah yang mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini. Demikianlah yang difirmankan-Nya kepada Nabi Yeremia:
“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Pesan hari ini
Percayalah pada injil dan lakukan kehendak Tuhan dengan berserah pada-Nya untuk berkarya dalam kehidupanmu maka kamu akan mendapatkan kasih karunia hidup kekal bersama-Nya.
“Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: Hanya Tuhanlah yang dapat mengetahuinya.”