Bacaan 1: Rm 15:14 – 21
Injil: Luk 16:1 – 8
SIAPA sih yang tak ingin punya masa depan yang cerah? Masa depan merupakan salah satu alasan mengapa kita tetap hidup, ada tujuan yang harus dicapai.
Perlu suatu strategi jitu dan perjuangan keras dalam mempersiapkan masa depan. Harus berusaha secara mandiri, sebab orang lain tak akan peduli masa depanku.
Dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus memberi semangat kepada para murid-Nya agar mempersiapkan masa depan (kehidupan mendatang) secara matang, dengan menggunakan hal duniawi yang dimilikinya.
Perikop perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur sering dipahami secara salah.
Apakah Tuhan Yesus mendorong supaya pengikut-Nya untuk tidak jujur? Tentu saja tidak demikian.
Dalam perikop ini, apakah si bendahara bermoral atau tidak bermoral, sepertinya bukan di sini intinya. Sebab tuduhannya bukan tidak jujur, namun sepertinya hanya salah kelola keuangan.
Saya ingin berpikir positif. Bisa jadi, potongan hutang yang diberikan kepada penghutang berasal dari uangnya sendiri.
Dalam kesempatan yang sempit, bendahara menggunakannya untuk mempersiapkan masa depannya. Namanya dalam dunia perbendaharaan pasti sudah hancur dan tidak mungkin bekerja di bidang ini lagi. Bekerja kasar jelas bukan keahliannya.
Dalam hal ini, ia dapat dilihat sebagai seseorang yang membarui hidup dan melakukan tindakan keadilan.
Dalam nasihatnya kepada jemaat Roma non Yahudi, Paulus memuji mereka. Paulus yakin bahwa mereka penuh kebaikan, kejujuran sehingga mampu saling menasihati satu sama lain.
Paulus menggunakan anugerah yang diberikan Allah, untuk mempersiapkan “masa depan” bangsa-bangsa lain sebagai kurban yang layak bagi Allah.
Paulus bangga akan pelayanannya kepada Allah.
Pesan hari ini
Mempersiapkan kehidupan mendatang secerdik bendahara “nakal” tadi, dengan menggunakan anugerah duniawi yang dimiliki selagi masih punya kesempatan.
Gunakan anugerah duniawimu yang dari Allah untuk mengejar Kerajaan Surgawi.
“Langkahmu hari ini, akan membuat perbedaan besar antara apa yang akan terjadi masa depan dengan apa yang telah terjadi di masa lalu. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”
