Bacaan 1: 1Kor 4:1-5
Injil: Luk 5:33-39
Dalam hidup tentu ada hal yang utama dan tidak utama. Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada menit atau bahkan detik berikutnya.
Seorang temanku terlihat bugar dan bisa ngobrol ceria, lalu pada menit berikutnya ia duduk dan hanya bilang, “aku Lelah.”
Ia pun meninggal dengan tenang.
Maka setiap orang harus melakukan hal-hal yang utama dalam hidup daripada mempersoalkan hal-hal ‘remeh temeh’. Supaya saatnya tiba, Tuhan memanggil kita betul-betul siap.
Yohanes Pembaptis adalah nabi yang diutus untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus. Tentu ajarannya sejalan dengan yang Yesus ajarkan.
Beberapa murid Yohanes mungkin belum bisa ‘move on’ dari kesedihan meninggalnya Yohanes dan mereka masih berpuasa.
Hal itu dipakai orang-orang Farisi untuk mengadu domba antara murid-murid Yohanes Pembaptis dengan Tuhan Yesus, menggunakan tradisi puasa.
Orang Yahudi berpuasa hanya satu kali dalam setahun saat Hari Raya Pendamaian (Im. 16: 29, 31). Puasa menandakan perkabungan, dukacita, pertobatan dengan disertai doa kepada Tuhan.
Pertanyaan tentang puasa dijawab dengan jitu oleh Tuhan Yesus:
“Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Saat bersama Tuhan Yesus, adalah saat-saat penuh sukacita dan bukan dukacita. Suasana kebersamaan dengan Tuhan digambarkan melalui kemeriahan pesta perkawinan, dimana tak seorang pun sedih dalam pesta itu.
Puasa atau keprihatinan baru kita jalani saat menantikan ‘parousia’ atau kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Jemaat Korintus mempersoalkan hal ‘remeh-temeh’ dengan memandang penampilan dan hikmat pengajar dan bukannya fokus mengimani Tuhan Yesus.
Paulus mengkritik keras, sikap penghakiman diri dari para jemaat tersebut.
“Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang.”
Sebagai pelayan Kristus, seseorang telah dipercaya untuk mewartakan maka mandat itu harus dijaga. Yesus-lah yang akan menilai pelayananmu dan bukannya manusia lain.
Pesan hari ini
Tak perlu mempersoalkan hal-hal ‘remeh-temeh’ namun fokus pada yang utama, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
“Kesetiaanmu padanya tidak seharusnya merupakan pilihan dan pemikiran namun harus menjadi prioritasmu.”