Memurnikan Motivasi

0
474 views
Ilustrasi (Ist)

Minggu 3 September 2023.

  • Yer. 20:7-9.
  • Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9.
  • Rm. 12:1-2.
  • Mat. 16:21-27

SEORANG cowok bertanya pada pacarnya,” Apa yang membuatmu jatuh cinta padaku?” tanyanya dengan sungguh-sungguh.

Gadis itu diam saja, dia menunduk sambil memainkan HP-nya untuk membuang kejengahan hatinya.

“Tolong jawab jujur,” desak cowok itu.

“Aku mencintaimu, karena hidupmu sudah mapan,” jawab gadis itu sambil menatap wajah cowoknya.

Betapa kecewanya cowok itu karena gadis yang dia cintai memilih dia; bukan karena cinta tetapi karena hidupnya sudah mapan dan cukup kaya, banyak harta, warisan yang besar.

Cowok itu merasa sedih atau sakit hati. Lelaki itu menginginkan jawaban bahwa kekasihnya memilih dia karena cinta, bukan karena motivasi-motivasi lainnya.

Tidak satu pun dari kita yang menginginkan alasan lain dari orang yang kita cintai dalam menjalin hubungan dengan kita selain karena cinta.

Pada kenyataannya, tidak jarang orang memilih pasangan bukan karena cinta, tapi justru didasari oleh motivasi-motivasi lain.

Ada yang karena harta, status atau popularitas sepeti contoh di atas, ada juga yang karena kasihan.

Kita bisa bayangkan seperti apa hubungan apabila didasari oleh motivasi-motivasi seperti itu.

Sebuah dasar motivasi yang lemah tidak akan kuat bertahan untuk waktu lama, sebuah motivasi yang salah akan menghasilkan sikap dan perilaku yang salah pula.

Jika dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia saja kita perlu memeriksa betul apakah motivasi kita sudah baik dan benar apalagi dalam menjalin hubungan dengan Tuhan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu. Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”

Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Injil hari ini menampilkan tuntutan Yesus sebagai syarat menjadi murid atau pengikut-Nya.

Syarat itu adalah: menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia.

Karena tidak sedikit di antara kita yang rajin mencari Yesus karena motivasi-motivasi yang keliru.

Mencari dan mau mengukuti Yesus itu tentu baik. Tapi itu hanya baik jika didasari motivasi yang benar.

Kenyataannya banyak orang yang akhirnya sibuk mencari Yesus bukan karena mengalami pertobatan yang sesungguhnya atau ingin hidupnya diperbaharui namun karena kita mempunyai daftar permintaan yang sangat panjang untuk dibawa kepada-Nya.

Maksud-maksud terselubung seperti ini sesungguhnya tidaklah menjadi dasar yang baik untuk mencari Yesus.

Seperti yang saya katakan di awal, ada orang yang mencari Yesus karena motivasi yang sangat pribadi dan manusiawi yang sedang sakit, ingin mendapatkan jodoh, terlilit masalah dan sebagainya.

Tidak jarang pula yang menjadikan Yesus sebagai pintu gerbang pertolongan terakhir, ketika semua usaha dan daya upaya yang dilakukan semuanya tidak berhasil.

Untuk.itu kita harus bisa memastikan bahwa kita tidak memiliki motivasi-motivasi terselubung dalam mencari Tuhan Yesus, dan mendasarkannya pada kerinduan dan kasih kita yang mendalam kepada Kristus.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah motivasiku dalam mengikuti Tuhan Yesus dalam kehidupan ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here