Kamis, 18 Agustus 2016
Pekan Biasa XX
Yeh 36:23-28;.Mzm 51:12-15. 18-19; Mat 22:1-14
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. …Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
DALAM Injil hari ini Yesus Kristus menyampaikan kepada kita tentang Kerajaan Surga yang dibandingkan dengan seorang raja yang menyelenggarakan perjamuan nikah bagi anaknya. Ia mengundang kita untuk datang dan menikmati pestanyan dengan mengenakan pakaian yang pantas. Apa artinya bagi kita?
Yesus Kristus meneguhkan kita bahwa Allah menciptakan kita untuk selalu bersama-Nya. Maka kita berharap dalam Dia karena Ia selalu memberi kita yang kita perlukan untuk bersama-Nya. Kita diundang untuk bersama-Nya, mengasihi-Nya karena Ia terus mengundang kita, kendati kita bungkam dan berdosa. Ia mengundang kita bahkan meskipun kita pendosa.
Menyadari undangan untuk menikmati kasih kerahiman-Nya, bagaimana mungkin kita tak mau menerimanya! Syukur kepada Allah, Ia mengundang kita menerima dengan merdeka anugerah kesatuan dengan-Nya itu.
Adorasi Ekaristi Abadi adalah satu undangan-Nya untul datang mengalami kasih kerahiman-Nya. Kita bebas menerimanya hingga kita sungguh bahagia. Berapa sering kita melupakan Allah, tak lagi memberikan penyembahan dan kasih pada-Nya sebagai Sang Pencipta dan Bapa kita?
Tuhan Yesus Kristus, anugerahilah kami rahmat untuk menghargai surga dan hidup yang selaras hingga dapat menggapainya. Begitu sering kami lebih memperhatikan dan mencari kepuasan diri kami sendiri dari pada memusatkan perhatian dan upaya untuk menggapai persatuan sejati dengan Dikau. Bantulah kami untuk menghargai undangan-Mu menggapai surga melalui hidup Kristiani sejati yang mengutamakan kesucian dari pada dosa dan kerendahan hati dari pada kesombongan kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)