BILA kita merasa sesak dan sedih atas beban hidup ini atau takut atas apa yang kita alami kemudian berteriak minta tolong pada Tuhan, itu adalah tanda bahwa kita masih percaya dan beriman pada Tuhan.
Demikian disampaikan Paus Benediktus XVI dalam sela-sela audiensi umum mingguan yang berlangsung pekan ini di St. Peter Square, Vatikan.
Iman kita mengajarkan bahwa cinta Tuhan selalu ada untuk ciptaanNya dan Tuhan selalu siap untuk mebimbing dan menyelamatkan anak-anakNya, yakni kita manusia.
Paus yang sedang menikmati liburannya di Villa musim panasnya di Castel Gandolfo telah kembali ke Vatikan dengan mengendarai helikopter untuk segera menemui 11.000 peziarah dan pengunjung yang hendak melakukan audiensi. Setelah itu, beliau akan kembali lagi ke villa persinggahan yang berada kurang lebih 20 mil sebelah selatan Roma.
Kata Paus, bila Anda merasa benar-benar sulit dan takur, gunakanlah bacaan Mazmur 3 untuk mengekspresikan penderitaan dan rasa percaya itu pada Tuhan.
Seperti juga Mazmur, kata Paus, “Kita juga kerap merasa ragu dan berpikir bahwa Tuhan mungkin tidak akan menyelamatkan hidup kita. Tidak ada kemungkinan untuk itu (diselamatkan).Tapi cobaan ini jelas-jelas melawan iman kita dan kita mesti menolaknya. Dengan cara ini, kita akan menemukan Tuhan dan hidup kita.”
Untuk Daud
Mazmur perikop ini dipersembahkan untuk Raja Daud yang sedang melarikan diri dari tentara-tentara yang dimiliki anak-anaknya yang memberontak. Perikop ini hendak menunjukkan bahwa mereka yang percaya tidak pernah akan kecewa atau ditinggalkan dan “musuh-musuh kita akan dikalahkan sebab Tuhan selalu mendengarkan jeritan mereka yang tertindas,” kata Paus.
“Manusia menangis dalam kesedihan dan penderitaan, mencari pertolongan dan Tuhan akan menanggapinya,” ujar Paus. “Menangis bukan berarti kita tidak punya iman tetapi justru tanda bahwa kita beriman dan kita merasa dekat dengan Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan mendengarkan.”
Mazmur 3 merupakan pengingat bahwa apa pun hal buruk yang terjadi, “Tuhan selalu dekat, termasuk dalam kesulitan dan masalah atau kegelapan yang sedang kita alami. Dia mendengarkan dan menanggapi serta menyelamatkan kita dengan caranya sendiri. Namun kita mesti bisa mengenal kehadiranNya dan menerima caranya.”
Paus mengakhir audiensi dengan berdoa bahwa Tuhan akan “memberi kita iman, datang menolong kita saat kita lemah dan akan selalu membuat kita percaya di tengah kesulitan, kegelapan dan keraguan panjang yang kita alami.”
Sumber : catholic news
Tuhan memberkati bu..
Benar sekali.
Tulisan ini menjadi reminder buat saya.
Dia mendengarkan dan menanggapi serta menyelamatkan kita dengan caranya sendiri. Namun kita mesti bisa mengenal kehadiranNya dan menerima caranya.
Menurut saya kalimat diatas menjadi kuncinya. Namun seringkali kita lupa, tidak menyadarinya. Seringkali kita mengharapkan sesuai cara kita sehingga kita tidak pernah mendapatkannya. Hidup adalah proses belajar yang terus menerus. terkadang prosesnya lambat, absurd, tetapi selama masih punya iman dan mau berusaha pasti akan menjadi lebih baik.
Trima kasih kepada penulis 🙂