Menanti dan Menerima Tuhan

0
212 views
Santo Yusuf

Yes 7:10-14; Rm 1:1-7 dan Mat 1:18-24.

Ahas dipandang jahat di hadapan Allah. Wangsa Daud tidak lagi hidup dalam kasih Allah.Meskipun demikian, Allah tetap mengasihi Daud dan keturunannya, maka Allah menjanjikan akan datang Immanuel, Allah beserta manusia. Dan Immanuel ini dilahirkan oleh seorang anak dara.

Janji Allah ini menjadi nyata dengan kelahiran Yesus sebagai keturunan Daud. Yoseph yang adalah keturunan Daud menjadi bapak piara Yesus.

Di tengah keluarga Daud, masih tersisa sebuah tunggul Isai yang membawa damai dan sukacita.

Walaupun Yoseph tahu bahwa Maria sudah mengandung karena kuasa Roh Kudus, dia dengan ketulusan dan kesetiaan menerima Maria sebagai istrinya. Yoseph diminta malaikat untuk memberikan nama Yesus bagi Putera yang akan dilahirkan Maria.

Yesus adalah terjemahan dalam bahasa Latin dari bahasa Yunani ‘Iesous’ atau dari bahasa Ibrani ‘Yeshua’ atau ‘Yehoshua’ yang artinya Tuhan adalah keselamatan.

Sering kali kita kurang tulus dalam menerima dan menjalani hidup kita, dengan segala suka dan duka, jatuh bangun, usaha dan perjuangan. Bahkan kita cenderung mempersalahkan Tuhan jika kita mengalami bencana, kejatuhan, kemalangan dan dukacita.

Hari ini, kita belajar dari Santo Yoseph, belajar sebuah ketulusan hati menerima apa yang mungkin sebagai misteri yang tak dipahami dan tak sanggup diembani.

Rancangan kita bukan rancangan Tuhan, keinginan kita bukan kehendak-Nya. Yang dituntut dari kita adalah ketulusan dan keikhlasan hati menerima setiap misteri hidup kita sesuai rencana dan kehendak Allah.

Mari sambut Natal Tuhan dengan ketulusan hati dan kegembiraan untuk berbagi dengan sesama.

Selamat berhari minggu Adven keempat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here