Mencari Muka

0
2,652 views
Ilustrasi: Cari muka. (Ist)

“Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.” (Mat 22,16)

MENJELANG digelarnya konggres sebuah partai politik, yakni PD, Kaukus Muda parta tersebut melihat ada sikap anti demokrasi dan terkesan bahwa elite partanya berlomba mencari muka kepada ketua umumnya. Ada yang mendukung ketua umum secara berlebihan dan tidak rasional. Ini merupakan sikap yang membahayakan demokrasi di tubuh partai. Mereka boleh mendukung ketua umum, tetapi jangan lebay dan biasa saja. Jangan mencari muka.

Mencari muka merupakan sebuah kenyataan yang sering terjadi di dalam kehidupan bersama dan tidak hanya terjadi dalam dunia politis. Kecenderungan dan sikap mencari muka bisa terjadi di dalam sebuah keluarga, di tempat kerja, dalam dunia pendidikan dan juga dalam lembaga pemerintahan. Anak mencari muka pada orang tua; siswa mencari muka pada gurunya; karyawan mencari muka pada pimpinan; menteri mencari muka pada Presiden; wakil rakyat mencari muka pada masyarakat.

Banyak oknum mencari muka, bukan karena wajah mereka hilang atau tersembunyi. Mencari muka menunjuk pada sebuah sikap atau tindakan, dimana seseorang berusaha untuk menampilkan dirinya sebagai orang baik; agar dikenal sebagai orang yang baik di depan banyak orang; agar banyak orang memberikan perhatian, pujian, respon atau tanggapan yang positif bagi dirinya. Orang mengharapkan sebuah penilaian baik bagi dirinya; mereka ingin mendapatkan kesan dari banyak orang bahwa dirinya adalah orang baik. Maka, orang yang mencari muka, biasanya cenderung untuk mengumpulkan data-data tentang kejelekan, kekurangan dan kelemahan orang lain. Ada orang yang pergi ke sana kemari untuk mencari informasi tentang kekurangan dan kelemahan rekan atau sahabat, agar dirinya nampak baik dan dipuji.

Mencari muka merupakan sikap, perilaku atau kebiasaan yang tidak baik, karena sering didorong oleh motivasi sempit, yakni demi kepentingan diri sendiri atau kepentingan kelompoknya. Hal inilah yang tidak ada di dalam Diri Sang Guru. Dia dikenal sebagai orang yang jujur dan tulus di hadapan sesama dan Allah; dengan jujur, Dia mengajarkan jalan Allah. Dia tidak takut mengecam orang-orang yang salah, keliru dan jahat; Dia tidak takut berbuat baik pada hari Sabat; Dia tetap menolong, menyembuhkan dan menyelamatkan orang lain tanpa takut terhadap tekanan atau ancaman para pimpinan atau penguasa. Dia memberikan pengajaran dan pelayanan dengan tulus demi kepentingan banyak orang dan bukan untuk kepentingan Diri-Nya sendiri. Maka Dia bukanlah Orang yang suka mencari muka.

Dalam peristiwa atau pengalaman apa saja, kecenderungan, sikap dan perilaku untuk mencari muka juga terjadi di dalam diriku selama ini? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here