Mencari Roti Kehidupan Abadi

0
1,421 views

Senin, 11 April 2016
Pekan Paskah III
PW S. Stanislaus, Uskup dan Martir
Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29

Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”

DALAM Injil hari ini Yesus Kristus menunjukkan kepada kita bahwa anugerah-anugerah-Nya yang terbesar bukan roti duniawi yang bikin kenyang, melainkan rahmat kehidupan abadi yang dapat menjadi milik kita melalui iman kita. Kita tahu, iman merupakan anugerah dari Allah kepada kita dan persembahan kita kepada Allah. Iman membuka hati kita untuk menerima anugerah hidup abadi yang tidak pernah binasa.

Orang banyak, yang masih dibayang-bayangi oleh mujizat penggandaan roti terus mengikuti Yesus Kristus ke mana pun Ia pergi, mereka mencari-Nya dengan kapal dan menemukan Dia. Kita perlu pula menggunakan kapal kehidupan kita pula untuk mencari Dia, mencari Dia dalam doa, diperbarui dalam sakramen-sakramen-Nya.

Marilah kita bersyukur kepada Yesus Kristus karena kasih-Nya, syukur kepada-Na karena kehadiran-Nya yang penuh kemurahan hati kepada kita semua. Kita persembahkan kepada-Nya hidup kita dan kasih kita sebagai jawaban kepada-Nya.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud kepada Yesus Kristus, di atas semuanya, kita mohon iman yang merupakan anugerah Allah sendiri bagi kita. Di sana kita mengasah iman itu, menggunakannya dan memohonnya lebih lagi. Seperti seorang pelari harus berlari lebih kencang agar menjadi pelari yang baik, maka untuk beriman lebih, kita juga perlu terus beriman lebih baik lagi pula.

Tuhan Yesus Kristus, kami tidak ingin hanya mencari makanan yang mengenyangkan kami, melainkan sukacita dan keselamatan yang merupakan buah dari iman kepada-Mu. Kami ingin percaya, maka tolonglah kami yang kurang beriman ini. Bantulah kami Tuhan untuk lebih percaya dan lebih mengasihi-Mu kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here