Renungan Harian
Senin, 2 Mei 2022
PW. St. Athanasius, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan I: Kis. 6: 8-15
Injil: Yoh. 6: 22-29
SUATU ketika saya mewawancarai para katekumen yang akan dibaptis. Wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan keyakinan bahwa para katekumen yang akan dibaptis sudah mantap dan tidak ada masalah yang akan muncul di kemudian hari.
Saat saya tanya mengapa mau menjadi katolik, salah seorang katekumen yang diwawancara menjawab bahwa dia mencari Tuhan dan dalam Gereja Katolik dia merasa menemukan Tuhan.
Ia mengatakan bahwa dia merasa tenang dan nyaman saat berdoa dan merasakan bahwa Tuhan sungguh dekat. Saya agak kaget dengan jawaban yang luar biasa itu. Namun saat saya bertanya lebih lanjut untuk mendalami dia agak bingung dan hanya menjawab sudah menemukan Tuhan di Gereja Katolik.
Maka saya tidak bertanya lebih lanjut, agar katekumen tidak menjadi gugup dan bingung.
Pada saat hari pembaptisan, ternyata ada satu katekumen yang tidak datang; menurut berita katekumen itu sudah dibaptis di Gereja lain.
Katekumen itu adalah yang dalam wawancara menjawab bahwa dia sudah menemukan Tuhan di Gereja Katolik. Karena dia tidak datang dan bahwa dia sudah dibaptis di Gereja lain hanya rumor, maka saya meminta pendamping untuk menyapa dan memastikan.
Beberapa hari kemudian, katekumen itu datang diantar pendampingnya. Katekumen itu bertemu dengan saya dan meminta maaf bahwa dirinya sudah dibaptis di Gereja lain.
Saya mengatakan bahwa saya tidak keberatan dan saya hanya meminta untuk menyapa karena khawatir kalau pada saat pembaptisan sedang sakit atau berhalangan. Dia mengatakan bahwa dirinya mau dibaptis di Gereja itu, karena dia dijanjikan akan diberi pekerjaan dan dijamin hidupnya.
Beberapa bulan kemudian katekumen itu datang menemui saya dan minta untuk dibaptis. Ketika saya tanya mengapa sekarang minta dibaptis secara katolik, dia menjawab bahwa dia merasa dibohongi. Ternyata pekerjaan dan jaminan hidup yang dijanjikan itu tidak pernah terealisasi.
Saya mengatakan bahwa Gereja Katolik tidak memberikan janji dan jaminan akan pekerjaan dan jaminan hidup. Ia menjawab bahwa memang tidak akan mendapatkan pekerjaan, tetapi tiap bulan dia selalu dapat bantuan dari PSE Paroki sebagaimana selama ini terjadi.
Saat saya bertanya sesungguhnya apakah mencari Tuhan atau mencari bantuan hidup dia tidak mau menjawab.
Pengalaman katekumen ini dalam arti tertentu sering terjadi pada diri banyak orang. Banyak orang mencari Tuhan sering kali pertama-tama karena alasan ekonomi dan kebutuhan pemenuhan kepentingan pribadi.
Mencari Tuhan bukan untuk mencari keselamatan.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan menjadi kenyang.”