KUTIPAN bacaan hari ini dari Injil Lukas 11:27-28 menyatukan pandangan manusiawi dan ilahi tentang sikap batin Bunda Maria.
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”
Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
Menghayati sabda
Merenungkan bacaan ini membawa ingatan pada penghayatan akan rumusan Doa Malaikat Tuhan (Doa Angelus)
- Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.
- Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.
- Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal di antara kita.
Meneladan Bunda Maria yang dengan keterbukaan hati menerima Sabda, mendarah dagingkan Sabda, menjadikan sebagai buah rahim, sehingga Sabda menjadi manusia, tentu bukan suatu hal yang mudah.
Menerima Sabda, mencercap Sabda, merenungkan Sabda dan menjadikannya “sari-sari makanan rohani”; serta menjadikannya darah daging merupakan proses penghayatan dan menjadi latihan rohani yang terus-menerus perlu dilakukan umat beriman.
Mencercap asupan jasmani bersama asupan rohani
Sebuah pengalaman reflektif yang indah ketika para seminaris dan para frater saat makan bersama di refter (ruang makan) seminari, sambil mencercap santapan jasmani juga dibacakan bacaan Kitab Suci oleh seorang petugas yang ditunjuk. Sambil menyantap hidangan jasmani, sambil mencercap Sabda yang difirmankan.
Proses ini menjadi pengalaman baik dan menuntun menjadi pengalaman rohani untuk “mendarah dagingkan Sabda”.
Bersama asupan jasmani mencercap asupan rohani.