Mendengarkan dengan Hati

0
347 views
Punya telinga untuk mendengar

DIBANDINGKAN dengan hewan manusia mempunyai banyak keunggulan. Salah satunya adalah kemampuannya mendengarkan. Manusia mendengar tidak hanya dengan telinganya, tetapi mendengarkan dengan hatinya.

Kelebihan itu sekaligus bisa menjadi kelemahannya. Bisa jadi, orang mendengar dengan telinganya, tetapi menutup hatinya. Lebih buruk lagi, tatkala manusia menutup hatinya bagi Tuhan.

Surat santo Paulus kepada Orang Ibrani mengingatkan, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu.” (Ibrani 3: 7).

Surat kepada Orang Ibrani ditulis untuk orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen. Mereka tinggal di Yerusalem. Tujuan penulisannya mengajak mereka untuk bertahan dalam menghadapi penganiayaan.

Mengapa? Karena ketika menghadapi penganiayaan, sebagian dari mereka itu ingin kembali lagi ke Yudaisme.

Mereka diingatkan agar tidak murtad dari Allah yang hidup (Ibrani 3: 12). Orang juga diminta untuk menasihati sesamanya agar jangan ada yang tegar hati karena tipu daya dosa (Ibrani 3: 13).

Alasannya jelas, mereka itu sudah beroleh bagian dalam Kristus, asal berpegang pada keyakinan iman (Ibrani 3: 14). Mereka yang berpegang pada Kristus diselamatkan.

Tantangan serupa kita jumpai pada saat ini. Banyak orang yang sudah percaya kepada Yesus akhirnya meninggalkan Dia, karena tidak bertahan waktu menghadapi pencobaan, kesulitan, dan penganiayaan.

Kita perlu berdoa untuk mereka yang menghadapi tantangan iman. Semoga tetap teguh percaya kepada Yesus. Dia yang mampu menyembuhkan penderita lepra (Markus 1: 40-45) bisa juga membuka hati kita yang sering tuli terhadap suara Tuhan.

Semoga rahmat-Nya membuat kita mampu mendengarkan dengan hati.

Kamis, 12 Januari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here