Menemukan Tuhan di Dalam Gereja

0
1,408 views
Ilustrasi: Umat Katolik Paroki Katedral Malang menghadiri prosesi Misa Penerimaan Sakramen Krisma di Gereja Katedral Malang. (Panitia)

Jumat 2 Februari 2024.

  • Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18;
  • Mzm 24:7.8.9.10;
  • Luk 2:22-40.

TIDAK dapat disangkal bahwa dunia memang selalu tampil lebih menarik. Segala sesuatu dikemas secara indah dan terkesan mewah untuk menarik nafsu duniawi.

Hingga untuk kata kemewahan setiap orang punya tafsir dan penghayatan yang berbeda. Ada yang berpandangan kemewahan dilihat dari kepemilikan dalam hal materi.

Ada pula yang memaknai kemewahan bukan dalam arti kekayaan secara materi. Orang-orang tersebut menganggap hidup mewah berarti bahwa mereka bahagia, merasa dalam kepenuhan, puas, dan sangat menikmati hidupnya dengan apa pun yang dimiliki saat ini.

“Hidup ini penuh misteri, dulu waktu aku berpikir kebahagiaan dsn kekuasaan itu ketika segala keinginan dan cita-cita bisa tercapai,” kata seorang ibu.

“Dulu hidupku diwarnai dengan kemewahan, semisal mobil keluaran terbaru, tas bermerek internasional, rumah dengan fasilitas canggih, kemampuan berlibur di tempat-tempat eksotis, dan lain sebagainya,” ujarnya.

“Namun semua kosongnya berubah, ketika suamiku meninggal. Dan aku harus hidup bersama dengan dua orang anak,” lanjutnya.

“Saya gontai dan tidak punya pegangan, hingga dalam keadaan frustasi itu saya mencoba aktif ikut pelayanan di Gereja,” paparnya.

“Awalnya aku iseng, namun kemudian aku menemukan seuatu yang selama ini aku cari, senang, bahagia karena berbuat sesuatu yang baik bagi sesama,” imbuhnya.

“Saya sekarang ini, melayani sebagai prodiakon, sebuah panggilan yang mengubah hidupku,” sambungnya.

“Aku menemukan Tuhan dalam Gereja dan dengan melayani Tuhan aku merasa puas dan bahagia,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,”

Mempersembahkan anak kepada Tuhan, berarti mengakui bahwa Tuhan itu pemilik kehidupan dan pemberi kesuburan. Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah harus menyadarkan kita akan anugerah kehidupan yang lebih besar lagi, yakni panggilan kita menjadi pengikut Kristus.

Kita menjadi pengikut Yesus karena kasih yang besar sari Kristus kepada kita. Yesus adalah anugerah yang paling besar yang diberikan Allah kepada kita untuk menjadi cahaya bagi semua bangsa manusia.

Bagaimana dengan diriku? Apakah aku telah mempersembahkan hidupku pada Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here