Menerima Keberagaman sebagai Kekayaan Hidup

0
189 views
Ilutrasi: Tarian adat di Belu, Timor, NTT (Sigiranus Marutho Bere/Kompas Travel)

BAGI bangsa manusia, perbedaan yang ada menjadi kekuatan dalam membangun hidup bersama yang harmonis.

Keberagaman merupakan kekayaan dalam hidup bersama. Karena itu, manusia mesti memberikan penghargaan yang tinggi terhadap perbedaan itu.

Ada seorang wanita kulit putih di Amerika Serikat melakukan perjalanan dengan seorang putrinya yang berusia enam tahun.

Mereka menaiki taksi yang dikemudikan oleh seorang pria berkulit hitam. Karena si anak tidak pernah melihat orang kulit hitam sebelumnya, maka hatinya sangat ketakutan.

Anak itu bertanya kepada ibunya, “Ibu, apakah orang ini bukan penjahat? Mengapa kulitnya begitu hitam?”

Sopir itu sangat sedih mendengarnya. Tetapi ia tidak bisa berkata apa-apa.

Sambil tersenyum, sang ibu berkata, “Paman sopir ini bukan orang jahat. Dia adalah orang yang sangat baik.”

Anak itu terdiam sejenak. Sambil memandang ibunya, ia bertanya lagi, “Jika dia bukan orang jahat, lalu apakah dia pernah melakukan sesuatu yang buruk, sehingga kulitnya begitu hitam?”

Mendengar perkataan anak ini, mata pria kulit hitam itu berkaca-kaca. Tetapi dia ingin tahu bagaimana wanita kulit putih itu menjawab pertanyaan putrinya tersebut.

Ibu itu berkata, “Dia adalah pria yang sangat baik, juga tak pernah berbuat jahat. Bukankah bunga-bunga di kebun rumah kita ada yang berwarna merah, putih, kuning dan warna lainnya? Bukankah biji benih dari semua bunga tersebut berwarna hitam?”

Anak ini berpikir sejenak, lalu menjawab, “Benar, bu! Semuanya berwarna hitam.”

Sang ibu berkata lagi, “Benih hitam itu yang memekarkan bunga-bunga berwarna-warni yang indah, sehingga dunia menjadi penuh warna-warni juga. Bukankah begitu, anakku?”

Anak itu seakan-akan tersadar. Lalu ia berkata, “Benar, Ibu!”

Sambil tersenyum, sang ibu berkata, “Kalau begitu, pasti paman sopir ini bukan orang jahat!”

Sambil menggamit lengan sang sopir, anak itu berkata, “Terima kasih paman sopir. Anda telah membuat dunia menjadi penuh warna-warni. Saya akan berdoa untukmu.”

Sering orang memandang sesamanya dari sudut warna kulit. Lantas orang merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain karena memiliki warna kulit yang lebih baik, lebih terang, misalnya. Hal seperti ini telah memicu berbagai pertikaian di dunia ini.

Akibatnya, hidup damai yang didambakan tidak tercapai. Diskriminasi kemudian mulai menguasai hidup orang lain.

Kisah di atas memberi kita suatu pelajaran yang sangat bermakna. Anak kecil yang hidup dalam lingkupnya sendiri mengalami salah kaprah. Ia merasa yang berbeda warna kulit dengannya itu mesti dicurigai.

Dalam bimbingan sang ibu, ia pun berubah pikiran. Ia memiliki pandangan yang baru tentang orang lain yang berbeda warna kulit. Ia menerima kehadiran orang lain sebagai bagian dari dirinya. Karena itu, ia pun punya niat untuk mendoakannya.

Kita hidup dalam masyarakat yang plural. Ada ratusan bahasa, suku, adat istiadat dan warna kulit. Keberagaman ini menjadi suatu kekayaan yang sangat besar bagi bangsa kita.

Ketika kita tidak bisa mengelolanya dengan baik dan benar, kita akan mengalami kehancuran. Hidup kita menjadi tidak tenang dan damai. Kita menjadi resah terhadap kehadiran orang-orang di sekitar kita. Lantas kita pun menaruh curiga terhadap orang lain.

Orang beriman mesti menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dan persaudaraan meski hidup dalam perbedaan.

Bagi orang beriman, perbedaan itu menjadi kekayaan yang mengikat tali persaudaraan yang memajukan kehidupan bersama. Mari kita membangun semangat menghargai keberagaman, agar damai dan kesejahteraan hadir dalam kehidupan kita.

Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here