Mengalah untuk Menang: Ibarat Morfin, Bukan Obat

0
545 views
Ilustrasi

Bacaan 1: Mi 2:1 – 5
Injil: Mat 12:14 – 21

DALAM strategi marketing atau pemasaran, kadang harus mau sedikit berkorban untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.

Ngotot untuk menyerang pasar dengan tetap mempertahankan keuntungan besar kadang malah menjerumuskan dibandingkan mengurangi keutungan untuk melawan harga pasar.

Dengan sedikit mengurangi harga, maka kita mengalah untuk mendapatkan sedikit keuntungan namun bisa melawan harga pasar untuk kemudian mendapatkan volume penjualan yang besar serta memenangkan pertempuran pasar.

Tuhan Yesus dengan kelembutan-Nya memilih untuk menghindari konflik dengan orang-orang Farisi yang semakin memuncak hingga berkeinginan membunuh-Nya.

Dengan kuasa ilahi-Nya tentu Ia sangat mudah melawan mereka namun Yesus memilih menolak kekerasan dan tetap fokus bekerja menjalankan misi Keselamatan Allah, yaitu menyembuhkan mereka yang sakit.

Dengan menyingkir dan melarang orang menyebarluaskan jati diri-Nya maka Tuhan Yesus menghindari publisitas yang bisa mengganggu misi-Nya. Dia tidak mengeluh dan berteriak namun memilih mengalah untuk menang dalam menyelesaikan perutusan-Nya sebagai Sang Juru Selamat.

Dalam bacaan pertama, Mikha meratapi dan mengutuk ketamakan dan keserakahan orang yang punya kuasa untuk merampasi tanah-tanah bahkan mereka sudah merencanakannya sejak menjelang tidur.

Mereka melakukan jual-beli tanah yang sebenarnya adalah milik Allah (Im 25:23-24). Mereka tidak peduli lagi akan penderitaan yang diakibatkan pada orang lain. Akibat keserakahan ini maka TUHAN akan menghukum orang macam ini.

Pesan hari ini


Ketamakan melahirkan dosa baru menjadi serakah, melakukan kekerasan dan memeras orang lain untuk memperoleh uang atau harta, demikian pelajaran dari Mikha.

Peribahasa China mengatakan, ”Berpura-puralah jadi babi untuk mengalahkan harimau.”

Mengalah untuk menang tidak sama dengan menyerah sebelum berperang, atau pasrah tanpa perlawanan, itu hanyalah semacam morfin untuk menghilangkan rasa sakit namun bukan untuk mengobati sakit.

Tuhan Yesus menolak kekerasan dan memilih menyingkir untuk tetap fokus menyelesaikan misi Keselamatan Allah.

Masa lalu tak pernah kembali, pola hidup lama mungkin tidak akan pernah kita lihat lagi, mari kita beradaptasi dengan pola tatanan hidup baru untuk melawan Covid-19

Bersatu Melawan Coronavirus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here