Mengampuni Musuh?

0
37 views
Romo Karl-Edmund Prier SJ. (Ist)

Puncta 24.02.24
Sabtu Prapaskah I
Matius 5: 43-48

AKHIR Januari 2024, tepatnya tanggal 21, kita kehilangan tokoh musik gereja yakni Romo Karl Edmund Prier SJ. Dialah yang mendirikan Pusat Musik Liturgi Yogyakarta.

Romo Prier adalah seorang imam yang hangat, lembut dan murah senyum. Musik adalah panggilan hidupnya. Lagu-lagunya sangat merakyat, mudah dinyanyikan dan inkulturatif.

Lebih dari itu, Romo Prier dengan hatinya yang lembut memberi teladan tentang pengampunan.

Hari Minggu 11 Februari 2018, ketika sedang memimpin misa di Gereja St. Lidwina, Bedog, Yogyakarta ada pemuda yang menyerang dengan pedang di saat misa berlangsung. Ada empat orang jadi korban, termasuk seorang polisi.

Romo Prier menjadi korban. Dia kena sabetan pedang di kepala bagian belakang dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Setelah menjalani operasi, Romo Prier berkata bahwa dia mengampuni atau memaafkan Suliono, pelaku pembacokan. “Ya, jelas saya memaafkan dia,” katanya.

Romo Prier mewujudkan apa yang diajarkan Yesus dalam kutipan Injil hari ini. ”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu,” sabda Tuhan.

Romo Prier memberi teladan bahwa kita bisa mengampuni musuh-musuh atau orang-orang yang membenci kita.

Pengampunan adalah wujud nyata dari anak-anak Allah. Kalau kita hanya mengasihi orang-orang yang mengasihi kita, tidak ada bedanya dengan orang lain.

Jika kita berani mengampuni dan mendoakan musuh-musuh barulah kita disebut sebagai anak-anak Bapa di surga.

Yesus bertanya, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?”

Romo Prier dan juga sebelumnya Santo Yohanes Paulus II yang mengampuni Mehmet Ali Agca, penembaknya, adalah contoh nyata sabda Yesus itu.

Memang tidak mudah mangampuni, namun yang tidak mudah itu tidak berarti tidak mungkin. Kalau ada niat yang tulus, pasti bisa.

Mari kita mulai dengan mendoakan orang-orang yang membenci kita. Saat kita mengucapkan doa Bapa Kami; “Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami,” kita hadirkan mereka yang memusuhi kita. Secara perlahan-lahan kita akan memaafkan kesalahan mereka.

Pergi ke Toba singgah di Parapat.
Jangan lupa makan durian di Medan.
Mengampuni itu kayak minum obat,
Walau pahit namun menyembuhkan.

Cawas, marilah saling mengampuni
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here