Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Mengapa Berlutut Saat Menghadap Tabernakel

Mengapa Berlutut Saat Menghadap Tabernakel

0
41 views
Tabernacle with lit candle representing the presence of God
  • Bacaan 1: 1Kor 11:17-26
  • Injil: Luk 7:1-10

Pada saat memasuki gereja (meski tidak sedang ada Misa) dan lampu dekat Tabernakel menyala maka kita harus berlutut. Mengapa demikian?

Tabernakel adalah sebuah kotak penyimpanan Hosti yang telah disucikan (dikonsekrasikan), yaitu Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Sebagai umat katolik, kita percaya bahwa Tuhan Yesus hadir 100% dalam Hosti Suci termasuk dalam partikel-partikel kecilnya.

Itulah kenapa umat harus berlutut menghadap Tabernakel saat masuk gereja sebagai tanda penyembahan kepada Tuhan.  

Rasul Paulus dalam tegurannya kepada gereja di Korintus mengatakan, tentang Ekaristi ini disampaikan sendiri oleh Tuhan Yesus bahwa Ia hadir:

“Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan,”

“Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”

“Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”

Ekaristi adalah Yesus Kristus sendiri, Ekaristi menjadi ‘jantung’ dari iman Kristus. Ekaristi adalah:

  • Sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani (KGK 1324).
  • Hakikat dan rangkuman iman Kristus (KGK 1327).

Idealnya semua orang Katolik mengetahui hal ini, tetapi sayangnya banyak yang belum paham. Sehingga Ekaristi seharusnya menyatukan seluruh umat yang hadir (koinonia) bukan malah memecahbelah umat seperti dalam Gereja di Korintus.

Maka saat menyambut Komuni, umat harus layak dan tidak dalam dosa berat. Jika sedang dalam keadaan dosa berat maka harus memohon pengampunan terlebih dahulu melalui Sakaramen Tobat.

Perwira di Kapernaum merasa tak layak menerima Tuhan Yesus di rumahnya karena ia belum mengimani Yesus. Maka ia pun mengutus para tua-tua Yahudi memohon kepada Yesus.

Perwira itu percaya bahwa Tuhan Yesus bisa menyembuhkan hambanya yang sedang sekarat.

“Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” kata perwira itu.

Kepercayaannya itu lantas mendapatkan pujian dari Tuhan Yesus.

“Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”

Pesan hari ini

Berlutut dan hormatlah menghadap Tabernakel saat masuk ke dalam gereja, sebab kita mengimani Tuhan hadir meski tidak sedang Misa.

Ekaristi adalah persekutuan iman dan bukan perpecahan antar umat.

“Harapkanlah hal-hal yang besar dari Tuhan.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here