SETELAH orang muda yang kaya pergi dengan sedih (Matius 19:22), Yesus bersabda, “Sungguh, sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Matius 19:23). Sabda ini menantang dan menggoncang hati banyak orang.
Pertama, para murid bertanya di antara mereka, “Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan” (Matius 19:25). Orang Yahudi yang kaya merasa ditantang juga. Bukankah orang bekerja untuk menjadi kaya? Bukankah menjadi kaya itu tanda orang diberkati Tuhan? Mengapa orang kaya sulit masuk ke surga?
Untuk menjawabnya, orang mesti memahami arti kaya dalam sabda Yesus. Pertama, yang dimaksud dengan menjadi kaya adalah memiliki harta berlimpah-limpah dan hidup di antara orang miskin dan berkekurangan. Bagaimana orang ingin masuk ke dalam kerajaan kasih dan keadilan dengan hidup berkelebihan di tengah sesamanya yang berkekurangan?
Kedua, menjadi kaya juga berarti tidak mau berbagi. Orang menikmati kekayaannya sendiri tanpa peduli kepada sesamanya yang menderita. Bukankah Yesus meminta kepada anak muda kaya itu untuk memberikan hartanya kepada orang miskin (Matius 19:21)? Apa reaksinya? Dia menolak, kecewa, dan pergi (Matius 19:22).
Jadi, makna menjadi kaya berbeda dari yang kita pahami selama ini. Itu bukan tentang memiliki banyak, melainkan soal membagi kelebihan harta kepada sesama yang menderita.
Dalam dunia yang individualistik dan kapitalistik, orang cenderung mengumpulkan untuk diri sendiri; sulit berbagi. Akibatnya, banyak orang menderita. Sebaliknya, dalam Kerajaan Surga setiap orang mendapatkan, karena semua orang memberi.
Setiap orang memberi dan menerima. Tidak ada yang menyimpan bagi dirinya sendiri. Inilah karakteristik relasi antar manusia di dalam Kerajaan Surga. Hal ini mengingatkan kita akan ajaran tentang sedekah, pilar pertama hidup keagamaan (Matius 6:1-4); dan kisah orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31).
Pesan Injil hari ini tidak perlu menghentikan upaya menjadi kaya. Kekayaan itu berkat dari Tuhan. Namun, ketika membuat orang egois dan tidak mau berbagi, kekayaan itu menjadi alatnya setan. Santo Bernardus berkata, “Orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap temannya sendiri telah kehilangan rasa takut akan Tuhan.”
Selasa, 20 Agustus 2024
Peringatan Santo Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja
HWDSF