Mengapresiasi yang Sedikit

0
208 views
Ilustrasi: Kolekte dalam sebuah misa bersama Mgr. Aloysius Murwito OFM di Stasi Sagare, tujuh jam perjalanan naik speedboat dari Asmat. (Mathias Hariyadi)

GANDRUNG atau tergila-gila dengan jumlah yang banyak membuat orang kurang mengapresiasi yang kecil. Saat hanya fokus pada yang miliaran, orang lupa bahwa itu kumpulan dari seribuan; bahkan satuan.

William H. McRaven menulis, “If you can’t do little things right, you will never do the big things right” (Jika kamu tidak bisa melakukan hal-hal kecil secara benar, kamu tidak akan pernah melakukan hal-hal besar secara benar).

Menghargai yang kecil perlu dilatih.

Anak-anak sejak kecil perlu dibiasakan melakukan yang kecil secara benar. Misalnya, makan-minum, berbicara, berpakaian, dan lain-lain.

Sikap jujur dan disiplin ditanamkan sedikit demi sedikit; tahap demi tahap. Itulah yang membentuk kepribadian mereka. Untuk itu orangtua perlu cerewet dan siap untuk tidak disukai oleh anak-anaknya.

Janda miskin yang mempersembahkan dua keping uang ke dalam peti persembahan bisa dicontoh (Luk 21: 1-4). Memang, dia memberi jauh lebih sedikit dari pada semua orang lain. Tetapi Tuhan mengapresiasi yang sedikit itu. Mengapa?

Pertama, itu datang dari hatinya yang tulus.

Kedua, persembahan itu total. Yang diberikan adalah seluruh jaminan hidupnya (Luk 21: 4). Ketiga, dia hidup pada saat ini.

Artinya, yang ada padanya itulah yang dipersembahkan kepada Tuhan.

Akhirnya, persembahan yang sedikit itu menunjukkan imannya yang besar. Dia percaya Tuhan memelihara hidupnya.

Dalam hidup ini sedikit orang yang punya iman seperti janda miskin itu. Kebanyakan orang seperti orang kaya yang memberikan kepada Tuhan kelebihan hartanya.

Bukankah sebagian orang memberikan kepada Tuhan hanya sisa miliknya (uang, waktu, tenaga)? Orang merasa harus menjadi kaya lebih dulu, baru mulai menolong sesamanya. Menunggu pensiun lebih dulu, baru mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Orang lupa bahwa yang kecil dan sehari-hari bisa menjadi persembahan amat berarti bagi Tuhan.

Siapa yang secara sadar setiap hari mempersembahkan menit demi menit hidupnya kepada Tuhan? Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Tuhan itu mengapresiasi yang sedikit (Luk 21: 3).

Senin, 22 November 2021
PW Santa Sesilia, perawan dan martir
RP Albertus Agung Herwanta, O. Carm.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here