Mengenal Meditasi Kristiani (4)

4
8,360 views
Meditasi Kristiani yang dikembangkan oleh alm. Pastor John Main OSB.

SALAH satu cara  umat Katolik berdoa adalah dengan bermeditasi. Kata “meditasi” berasal dari kata bahasa Latin meditare yang artinya merenungkan, mempelajari, dan mempraktikkan.

Meditasi Kristiani merupakan proses yang sengaja dilakukan untuk memfokuskan seluruh diri kita (pikiran, perasaan, dan bahkan hati) pada isi Kitab Suci, lalu merenungkan maknanya dan berkomunikasi dengan Allah dalam kuasa cinta-Nya.

Dalam buku Meditasi Kristiani, secara indah diberikan pengertian tentang apa itu dan bagaimana meditasi itu.

“Meditasi membawa kita kepada ketenangan roh dan ketenangan tubuh. Dekatkanlah diri Anda kepada Tuhan. Kekuatan spiritual akan mencegah Anda dari kebiasaan- kebiasaan buruk. Sebaliknya Anda menjadi lebih pandai bersyukur dan menghargai kehidupan Anda.”

Meditasi kristiani adalah ‘latihan rohani’ yang membimbing kita ke dalam ‘doa Kristus’. Ia membawa kita kepada hening, diam, dan sederhana. Dengan demikian, tujuan utama Meditasi Kristiani adalah membawa kita erat berhubungan pribadi dengan dasar cinta akan Allah yang menandai persekutuan kristiani.

Perintis Meditasi Kristiani

Adalah Pastor John Main OSB dari Irlandia, seorang pertapa atau rahib Benediktin yang pertama kali mengenalkan Meditasi Kristiani.

Ia lahir di London pada 1926 dan meninggal di Kanada pada tahun 1982. Karya besar Meditasi Kristiani ini dilanjutkan oleh muridnya, yaitu Pastor Laurence Freeman OSB sejak tahun 1992.

Dalam sejarah Gereja Katolik, Meditasi Kristiani menjadi bagian penting dalam tradisi hidup doa kristiani. Meditasi Kristiani sering disebut sebagai doa kontemplatif atau doa hening yang sudah sejak abad ke-4 dipraktikkan oleh para rahib di padang gurun.

Tujuannya hanya untuk membiarkan kehadiran Allah yang misterius dalam keheningan diri kita, tidak hanya  sebagai suatu  kenyataan, melainkan kenyataan yang memberi makna, bentuk dan tujuan dari semua yang kita lakukan dari keberadaan kita.

Melihat minat para “meditator” (sebutan bagi mereka yang melakukan Meditasi Kristiani) dan perkembangan kelompok Meditasi Kristiani di banyak negara, maka pada tahun 1991 terbentuklah secara resmi Komunitas Mondial Meditasi Kristiani (The World Community for Christian Meditation).

Pernas ke-2 Tahun 2018 Meditasi Kristiani: Kesaksian Iman yang Meneguhkan (3)

Misi utama komunitas ini adalah mempertahankan, menyebarluaskan, serta mengembangkan lebih mendalam ajaran John Main OSB tentang Meditasi Kristiani.

Indonesia pertama kali mengenal kegiatan Meditasi Kristiani pada awal tahun 2.000, ketika Pastor  Laurence Freeman OSB bersama tim dari Singapura datang ke Jakarta. Kunjungan pertama ini berbuah baik. Komunitas Mondial Meditasi Kristiani akhirnya terbentuk di Jakarta dan kemudian berkembang pesat ke beberapa kota di Indonesia.

Sekarang sudah ada lebih dari 100 komunitas yang tersebar di Indonesia, seperti  Jakarta, Bandung, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Medan, Padang, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Surabaya, Malang, Maumere, Samarinda, dan beberapa kota lainnya.

Cara bermeditasi

Menurut John Main, OSB, meditasi adalah latihan rohani universal yang membimbing kita ke dalam doa, ke dalam doa Kristus. Cara bermeditasi itu sangat sederhana.

Katanya, “Anda hanya duduk dengan hening, diam, sederhana dengan cara  punggung tegak, tidak bersandar. Tutup mata Anda dengan pelan dan lembut. Dapat dilakukan dengan duduk bersila atau duduk di kursi.”

Apa yang dilakukan saat bermeditasi yakni  semuanya dilepaskan: kata-kata, pikiran, imajinasi maupun perasaan dan doa bergerak dari kepala menuju hati.

Ma-Ra-Na-Tha

Hal ini berbeda ketika orang mengadakan doa “mental” di mana seseorang berpikir (merenung) dengan menggunakan imajinasi atau berbicara kepada Tuhan dengan menggunakan kata-kata berupa permohonan, syukur dan sebagainya.

Bermeditasi itu berarti mengucapkan sebuah kata. Dan kata tersebut merupakan doa atau “mantra”. Kata itu diucapkan dalam hati secara perlahan dan terus-menerus.

Mantra yang diucapkan itu lama-kelamaan akan berakar dalam hati dan dapat menjiwai hidup dan pikiran seorang meditator. Ada berbagai kata yang sering diucapkan saat bermeditasi, antara lain “Yesus” atau  “Abba”.

Kata yang dianjurkan oleh John Main OSB sebagai pendiri adalah “Maranatha”, yang diucapkan dengan empat suku kata “Ma-ra-na-tha.”

Kata ini adalah doa kristiani paling kuno yang berasal dari bahasa Aram yang berarti “Datanglah Tuhan” sebagaimana dituliskan dalam 1 Kor 16:22.

Fungsi pokok dari mantra atau kata suci tersebut bukan untuk menekan ataupun menenangkan  pikiran yang muncul, melainkan untuk menyatakan intensi untuk mengasihi Allah, menghayati kehadiran-Nya dan berserah kepada Roh Kudus selama meditasi.

Kelompok Meditasi Kristiani yang ikut hadir dalam Pernas ke-2 di Yogyakarta.

Bermula dari iman

Dengan demikian, Meditasi Kristiani menurut John Main OSB bermula dari iman kita kepada Yesus Kristus dan diakhiri dengan kasih. Keduanya ini tercermin dalam doa pembukaan sebelum kita melakukan meditasi yang berbunyi sebagai berikut: “Bapa Surgawi, bukalah hati kami akan keheningan hadirat Roh Putera-Mu. Bimbinglah kami kepada misteri keheningan illahi di mana rahmat kasih-Mu memancar kepada setiap orang yang merindukannya.”

Meditasi Kristiani tidak dimaksudkan untuk menggantikan doa-doa lain, melainkan justru membantu memperdalam penghayatan doa, sakramen dan Kitab Suci.

Meditasi itu tidak membutuhkan waktu lama. Cukup 20-30 menit untuk hening di hadapan Tuhan. Dalam doa hening tidak diperlukan apa pun, selain ruangan yang kondusif dan alat pengatur waktu untuk menentukan dimulai dan berakhirnya doa.

Pedoman praktis

Berikut ini pedoman sebagai ajaran penting oleh Pendiri Komunitas Meditasi Kristiani Pastor John Main OSB tentang cara bermeditasi.

  • Duduklah dengan posisi diam dan punggung tegak. Bersikaplah tenang, tetapi penuh perhatian.
  • Tutuplah mata Anda perlahan-lahan dan ucapkan di dalam hati sebuah kata doa. John Main, OSB mengusulkan kata doa “Ma-Ra-Na-Tha”.
  • Ucapkan kata itu dalam empat suku kata dengan tekanan yang sama.
  • Ucapkan dengn dan tanpa berhenti selama waktu meditasi. Dengarkanlah kata tersebut selagi mengucapkannya. Jangan berpikir tentang artinya.
  • Ucapkanlah tanpa tergesa-gesa dengan tanpa mengharapkan sesuatu akan terjadi.
  • Tinggalkan semua pemikiran dan imajinasi, bahkan bersifat rohani sekalipun.
  • Senantiasa kembali mengucapkan kata doa bila pikiran menerawang.
  • Bersikaplah sederhana dan lakukanlah dengan setia.
  • Pilihlah waktu dan tempat yang tenang.
  • Bermeditasilah kira-kira 20-30 menit dua kali sehari: pagi dan sore. (Selesai)

PS: Disarikan dari berbagai sumber.

 

 

 

4 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here