Bacaan 1: Kis 16:11-15
Injil: Yoh 15:26 – 16:4a
SEBUAH bus wisata disewa oleh sekolah keagamaan tertentu, kebetulan sopirnya seorang Katolik.
Di sepanjang jalan menuju tempat wisata, para penumpangnya terus-terusan mengolok-olok Yesus.
Bisa dibayangkan bagaimana raut muka dan perasaan si sopir, mendengar Tuhannya diolok-olok. Namun ia berusaha tetap tenang dan tidak terganggu dalam menyopir.
Hingga tiba di tempat rest area, bus dijadwalkan berhenti dan mereka semua turun makan secara camping di rerumputan.
Sambil makan beberapa orang yang tadi terus-terusan mengolok-olok Yesus. Lalu, melihat sang sopir membuat tanda salib sebelum makan.
Mereka semua kaget dan langsung merasa tidak enak perasaannya.
Selesai makan, salah satu dari mereka datang meminta maaf dan diikuti rekan-rekannya.
“Maaf ya pak, kenapa bapak tidak marah mendengar kami mengolok-olok Yesus? Bagaimana seandainya bapak marah lalu menceburkan bus ke jurang, tentu kami semua mati.”
“Ga perlu dek, kami telah diajarkan oleh Tuhan Yesus untuk selalu mengampuni musuh.”
Lewat percakapan berikutnya, si sopir menggunakan kesempatan tersebut untuk mengenalkan (mewartakan) siapa Yesus yang ia imani.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai kemuridan Yesus sungguh sangat tinggi nilainya.
Penghinaan, makian bahkan dibunuh karena nama Kristus memang sudah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
“Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”
Demikian sabda-Nya, dalam peneguhan sesaat sebelum berpisah dengan para murid-Nya.
Injil memang pertama-tama harus diwartakan kepada bangsa Israel, karena sebagai “Bangsa Terpilih” mereka akan diutus untuk mengenalkan Allah.
Hal ini yang dilakukan oleh Rasul Paulus dan Barnabas dalam mewartakan Injil. Mereka selalu mencari dahulu sinagoga, di mana orang-orang Yahudi beribadah Sabat.
Baru setelah itu mewartakan kepada orang-orang non Yahudi.
Lidia adalah pengusaha kaya berasal dari Tiatira, sebuah kota kecil terletak di Asia Kecil (Asia Minor). Lidia berbisnis kain ungu tinggal di Filipi, kota terkenal di Makedonia, Eropa.
Ia telah dididik dan dikenalkan mengenai Allah oleh orang-orang Yahudi, namun belum dibaptis menjadi Yahudi. Ia selalu ikut beribadah di sinagoga saat Sabat.
Oleh Rasul Paulus ilmu ketuhanannya dilengkapi dan Tuhan membuka hatinya. Ia dibaptis bersama keluarganya sebagai Kristen.
Pesan hari ini
Bersama Roh Kudus, kita diminta untuk bersaksi memperkenalkan Tuhan Yesus. Mari kita laksanakan.
“Semangat kerendahan hati lebih manis daripada madu, dan itu akan menghasilkan buah yang manis.”