Mengenang Romo “Unyil” FX Pranataseputra Pr (2)

4
3,311 views

[media-credit name=”dok paroki st ignatius” align=”alignright” width=”500″][/media-credit]DENGAN rasa sedih tak terkira kutuliskan kisah ini demi mengenang gembalaku yang baik dan sungguh sayang pada kami, anak-anaknya, Romo Pranataseputra Pr yang baru saja “seda” meninggalkan dunia ini. Kisah ini belum begitu lama kualami, bahkan belum ada seminggu berlalu.

Suatu kali saya kirim pesan pendek di Blackberry kepada Romo
Lisa Gunawan: Hi mo pran
Lisa Gunawan: Nanti siang romo ada acara kah?
Frans Pranata: Memang ada apa, saudariku??
Lisa Gunawan: Aku mau main kesana ayahku 😀
Lisa Gunawan: Ηe Ηe Ηe Ηe He Ηe He Ηe Ηe
Lisa Gunawan: Boleh ya romo
Lisa Gunawan: Romo ..
Lisa Gunawan: No hape nya brp sih?
Frans Pranata: 0818151604 itu no Hp saya, sayank.
Frans Pranata: Nanti jam 14 saya Misa Requiem. Ada yang meninggal.
Lisa Gunawan: Hi mo
Lisa Gunawan: Udah sampe nih
Lisa Gunawan: Bentar ajaaah
Lisa Gunawan: Ηe Ηe Ηe Ηe Ηe He Ηe Ηe Ηe
Frans Pranata: Lagi nyiapin mau misa nih. Maaf ya sayank.
Lisa Gunawan: Hehe
Lisa Gunawan: Gakpapa romo
Lisa Gunawan: Mau titip donat ajaa
Lisa Gunawan: Ηe Ηe Ηe Ηe Ηe Ηe Ηe Ηe Ηe
Frans Pranata: Next time better ya.
Lisa Gunawan: Siaaappp
Frans Pranata: Thank you dear !!!! GB you!!
Lisa Gunawan: ({})
Lisa Gunawan: Ga ada taxi cuuy
Lisa Gunawan: Uupsss
Lisa Gunawan: Salah kirim
Lisa Gunawan: Maaf romo
Lisa Gunawan: нi hi hi hi hi hi
Lisa Gunawan: Maaaaffff romoooo
Frans Pranata: Tidak ada yg dimaafkan. Lisa tdk punya salah. Romo yg hrus minta maaf
Lisa Gunawan: Ηe he he he he he he he he
Lisa Gunawan: Take care romo
Lisa Gunawan: Jangan kecapean yaa ({})
Frans Pranata: Apakah kuwe Donat yg saya terima dari Andakah?? Tidak dikasih tahu dari siapa? Kalo Ya banyak terima kasih atas pemberian Anda. Tuhan memberkati Anda selalu.
Lisa Gunawan: Hehehe iya romo 😀
Frans Pranata: Thank you ya Dear.
Lisa Gunawan: Sama2 romo..semoga berkenan ({})
Frans Pranata: Pastilah berkenan. Thanks ya.
Lisa Gunawan: ({}) :

[media-credit name=”Dok Paroki St Ignatius Loyola Jl. Malang Jkt” align=”aligncenter” width=”300″][/media-credit]

Itulah sepenggal kenang-kenangan terakhirku bersama Romo Pran, begitu beliau biasa kusapa. Namun rupanya tak disangka, lima hari kemudian aku mendengar berita yang mengejutkan ini. Romoku sudah menghadap Bapa di Surga. Aku menangis sesenggukan, serasa petir menyambar, hatiku sedih belum sempat bertemu “ayah”ku yang baik ini.

Masih segar dalam benakku, saat pertama kali aku bertemu dengan Romo Pran. Kala itu aku masih culun, berseragam abu-abu dan berponi. Hampir setiap hari dalam seminggu aku bertandang ke Wisma Cempaka Putih, istilah kerennya Wisma Cemput, tempat para frater projo Keuskupan Agung Jakarta digembleng untuk menjadi seorang imam projo.

Bersama beberapa teman, kami sering bermain kesana, sekadar menghabiskan waktu, bermain, bersenda gurau, belajar kalau ada pelajaran yang susah, bermain pingpong bahkan curhat jika bertengkar hebat dengan orang tua. Disitulah aku mengenal seorang romo kecil mungil bernama Romo FX Pranataseputra Pr.

Kala itu aku tidak terlalu perduli apakah beliau pimpinan di wisma itu atau bukan. Yang pasti jika kami sedang bermain, romo akan menerima kami dengan kasih dan tangan terbuka serta pintu wisma yang siap menyambut kami.

[media-credit name=”Dok Paroki St. Ignatius Loyola Jl. Malang Jkt” align=”alignright” width=”200″][/media-credit]

Bahkan saking baik hatinya, suatu malam di Wisma Cemput saat ulang tahun Romo Pran dirayakan dengan meriah bersama umat dan para penghuninya, aku pun turut serta datang. Usai pesta, romo memberi instruksi: “Hayoo Lisa sekarang giliran kamu mencuci piring-piring kotor ini,” sambil tersenyum dengan menunjukkan wajah kocaknya. Itu cuplikan kenangan yang masih terbayang jelas dalam ruang ingatanku.

Belasan tahun kemudian, aku yang sudah dewasa bahkan sudah beranak dua bertemu kembali dengan si “romo unyil” ini dalam suasana yang berbeda. Aku biasa menyebutnya demikian karena badannya yang kecil. Romo Pran kala itu akan memberkati misa pernikahan saudara sepupuku di gereja tempat terakhir kalinya beliau bertugas, di Jalan Malang.

Masih teringat sekilas percakapanku dengan Romo.
“Haii romo..masih ingat akukah mo? Lisa si pencuci piring di ulang tahun romo di wisma cemput?”
Sambil menyunggingkan senyum khasnya Romo menjawab,  “Iya saya ingat anakku.”

Dan tak disangka, keinginan kuatku untuk bertemu beliau Selasa minggu lalu merupakan isyarat terakhir bahwa itulah percakapan terakhirku dengan beliau lewat BBM. Kecewa sih, tapi ya gimana lagi, waktu itu Romo sedang sibuk.

Selalu tersenyum
Romo Pran adalah pribadi yang pasti akan mudah diingat. Badannya yang mungil hingga aku menjulukinya Romo Unyil, semangat yang luar biasa serta keceriaannya sebagai gembala membuat kami setidaknya aku bahagia berada di dekatnya.

Tak pernah sekalipun Romo Pran terlihat muram atau tidak tersenyum. Caranya menyapa umat dengan sapaan, “saudariku atau saudaraku”. Ah, ia benar-benar figur seorang ayah yang mencintai anaknya.

Romo Pran, sungguh aku terkesiap di Minggu malam ini, karena berita meninggalnya dirimu seperti halilintar di telingaku. Aku tak pernah membayangkan akan bertemu romo esok, tetapi dengan jasad yang sudah membujur kaku.

Selamat jalan Romo Unyil. Semangatmu, kegembiraanmu, keceriaanmu akan selalu terekam dalam ingatan dan akan menjadi contoh buatku. Doakan kami yang masih mengembara didunia ini ya. Till we meet again in Heaven. May rest in Peace Romo Pran.

Dari anakmu,
Lisa Gunawan

4 COMMENTS

  1. Keluarga kami ada kenangan manis saat menjadi panitia Tahbisan Imam di Balai Sidang Senayan tanggal 4 Juli 1984. ibu2 panitia memakai kebaya. Salah satu imamnya Frans Pranataseputra Pr. dalam ucapan terima kasih para imam tertahbis mereka mengutip 1 Tim 1:12 “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus. Tuhan kita karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku”

    Selamat jalan Romo Frans, terbukti memang engkau sanggup menjadi pelayan Kristus sampai garis finis, semoga ini menjadi inspirasi bagi kami, amin

  2. Selamat jalan suhu dan pembimbingku, Romo Vincentius Sugondo SJ. Allah Bapa telah memberikan jalan yang terbaik dengan mengangkat semua penderitaan Romo untuk mendapatkan kebahagiaan yg abadi disisiNya, semoga Allah mengampuni segala salah & khilaf dan menerima semua amal ibadah Romo. Semangatmu, petuahmu, candamu biar menjadi kenangan yg manis buat kami semua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here