Renungan Harian
Sabtu, 24 Oktober 2022
Bacaan I: Pkh. 11: 9-12: 8
Injil: Luk. 9: 43b-45
BEBERAPA guru membicarakan beberapa murid yang menuliskan jawaban di kertas jawaban, “bahasa habis”.
Kami semua tertawa mendengar guru-guru yang menceritakan jawaban beberapa murid itu. Beberapa saat kemudian jawaban beberapa murid itu menjadi bahan bercandaan diantara kami.
Beberapa kali ketika dalam pembicaraan muncul kalimat: “Maaf, bahasa habis.”
Bagi kami, jawaban bahasa habis adalah sebuah jawaban dan kenyataan yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin siswa SMA memberikan jawaban seperti itu, sementara dalam percakapan sehari bahasa selalu digunakan.
Beberapa kali dalam pelajaran para guru bertanya dimana kesulitan mereka sehingga bahasa habis. Namun demikian siswa-siswa tidak bisa menerangkan mengapa bahasa bisa habis. Oleh karena itu kami menduga bahwa jawaban itu digunakan karena beberapa siswa itu tidak bisa menjawab pertanyaan.
Jawaban bahasa habis hanyalah alasan yang dibuat karena tidak bisa menjawab soal.
Beberapa waktu kemudian, ketika saya mulai belajar bahasa daerah setempat, saya mengalami banyak kesulitan. Bahasa yang sama sekali baru, dan hampir semua kata baru yang baru pertama kali saya dengar dan belum lagi cara membacanya berbeda pula.
Nah ketika mulai diajak berbicara dan harus bercerita saya mengalami kesulitan menemukan kata yang harus saya ucapkan.
Di situlah saya mulai menyadari apa yang dimaksud dengan bahasa habis. Saya malu dengan beberapa siswa yang saya tertawakan karena mengatakan bahasa habis.
Sekarang saya baru mengerti dengan sungguh bahwa bahasa habis, karena memang tidak bisa lagi menemukan kata yang mengungkapkan bahasa yang ingin saya sampaikan.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas menggambarkan bagaimana para murid Yesus tidak mengerti ketika Yesus menyampaikan bahwa Diri-Nya harus menderita.
Para murid masih diliputi dengan cara pandang dan cara berpikirnya sendiri tentang Yesus. Mereka mempunyai gambaran sendiri tentang Yesus yang amat berbeda dengan apa yang seharusnya dijalankan oleh Yesus.
“Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka sehingga mereka tidak dapat memahaminya.”