DI mana iman diuji? Di tengah kehidupan sehari-hari.
Kapan seseorang tampak beriman? Ketika dalam kesulitan dan tantangan tetap berpegang pada Tuhan.
Kitab Yesaya 7:1-9 mewartakan tentang situasi pelik yang dihadapi Ahas, raja Yehuda. Dia harus menghadapi musuh-musuh politis, yakni raja Aram dan Israel yang ingin menyerangnya (Yes 7: 1).
Tuhan mengutus Nabi Yesaya untuk meneguhkan Ahas, “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang; janganlah kamu takut dan janganlah hatimu kecut.” (Yes 7: 3).
Nabi Yesaya juga menegaskan perlunya percaya. “Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya.” (Yes 7: 9b).
Dalam injil hari ini, Yesus mengecam kota-kota tempat Dia berkarya (Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum). Kendati mereka mendengarkan ajaran Yesus yang disertai mukjizat, mereka tidak mau percaya dan bertobat (Mat 11: 21. 23).
Sikap tidak percaya kepada Tuhan membawa penghukuman (Mat 11: 22.24). Itulah yang terjadi atas kota-kota Tirus, Sidon, dan Sodom. Mereka dihukum, karena tidak percaya kepada Tuhan.
Tetapi tiga kota yang dikecam Yesus itu pada hari penghakiman akan mengalami hukuman yang jauh lebih berat. Mengapa? Karena tidak mau percaya kepada Yesus, utusan Tuhan.
Setiap orang beriman menghadapi ujian.
Apakah sebagai pengikut Kristus kita berani berpegang pada-Nya? Ataukah menyerahkan diri pada kekuatan duniawi yang sekilas tampak meyakinkan, tetapi dalam jangka panjang mencelakakan?
Bagaimana selama ini kita menghadapi ujian iman?
Selasa, 12 Juli 2022
rp albertus herwanta, o.carm.
Iman itu pilihan
.