Menghargai Perjuangan Orang

0
60 views
Ilustrasi: Perempuan perkasa di Tiongkok. (Mathias Hariyadi)

Puncta 13 Desember 2024
PW. St. Lusia, Perawan dan Martir
Matius 11: 16-19

MENGIKUTI kemauan atau pikiran orang banyak pasti tidak akan ada habis-habisnya. Bahkan kita bisa dibikin pusing karenanya. Begitu pun melayani umat yang banyak maunya, tidak mungkin kita bisa memuaskan semuanya. Ada orang yang puas, pasti ada pula yang kecewa.

Yesus mengkritik sikap orang-orang Yahudi yang seperti anak-anak di pasar. “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini?

Kata Yesus, “Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.”

Seorang Guru Besar Fisika Amerika keturunan China, Lin Lian Duo, mengungkapkan kegelisahannya atas penilaian Orang Barat terhadap bangsanya.

Puisi berjudul Bagaimana Anda Ingin Kami Bertahan Hidup? menggambarkan bagaimana Dunia Barat menghadapi kemajuan di China. Saya kutip sebagian puisinya:

Di masa lampau, saat kami masih sebagai bangsa pesakitan di Asia Timur, kami dituding “Bencana Kuning.” Sekarang ini, saat kami diramalkan akan menjadi negara super power, kami dituduh sebagai ancaman utama terhadap dunia

Di masa lampau, kami menganut faham komunisme untuk membangun negeri, kalian menghujat kami sebagai pembangkang. Sekarang ini saat kami melaksanakan sistem kapitalisme, lagi-lagi kalian pula yang mencaci kami sebagai kaum kapitalis.

Di masa lampau, saat kami sangat sangat miskin, kalian memandang kami seperti anjing. Sekarang ini saat kami meminjamkan uang untuk kalian, kalian menyalahkan kami telah menyebabkan hutang luar negri kalian membengkak.

Sekarang kami mengembangkan industrialisasi, kalian menuding kami sebagai pencemar lingkungan. Sekarang kami menjual produk kami kepada kalian, kalian pula yang menuduh kami biang kerok pemanasan global.

Marilah kita menghargai karya-karya baik dan perjuangan orang, jangan mudah mencari keburukannya. Kalau anda diminta melakukannya, belum tentu anda bisa mewujudkannya. Mari kita belajar menghargai jerih payah orang lain.

Ke pasar membeli es lilin,
Jatuh ke tanah dijilat anjing.
Sukanya menuntut orang lain,
Disuruh kerja lari pontang-panting.

Wonogiri, jangan berpikiran plin-plan
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here