Menghidupi Sikap-Sikap Injili

0
44 views
Satu persatuan dengan Kristus
  • Bacaan 1: Ef 4:1-6
  • Injil: Luk 12:54-59

Setelah dibaptis menjadi katolik, bukan berarti selesai dan tidak perlu mengerjakan sesuatu. Selain tugas bermisi (mewartakan kabar sukacita Allah) maka seorang katolik juga dituntut untuk terus mewujudkan sikap-sikap injili sebagai murid Kristus.

Dalam istilah Rasul Paulus, dikatakan harus hidup berpadanan dengan panggilan (sebagai murid Kristus).

“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

Hendaklah kamu selalu,

  • rendah hati,
  • lemah lembut, dan
  • sabar.

Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.”

Ketiga sikap atau perilaku tersebut merupakan sikap-sikap injili yang senantiasa diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Maka dengan menampilkan sikap-sikap injili tersebut, seorang katolik telah menampilkan “wajah Kristus” bagi sekitarnya dan menjaga kesatuan dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala jemaat.

“Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh,… satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”

Guna mempertajam pengajaran-Nya tentang sikap-sikap injili serta tentang Kebenaran Sejati, yaitu Diri-Nya yang adalah Allah Putera, maka Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan pertikaian dua orang yang ingin mengajukan perkaranya ke pengadilan.

Tuhan meginginkan agar mereka saling rendah hati, lemah lembut, sabar, saling mengasihi dan berdamai.

Sehingga masalahnya selesai sebelum ke pengadilan. Sebab jika sampai di pengadilan, kasusnya bisa berlarut-larut dan hanya tinggal penyesalan jika hasil putusannya tidak sesuai yang diharapkan. Kasusnya baru selesai, setelah putusan hukumnya dijalani hingga tuntas.

Pesan hari ini

Untuk mampu menghidupi dan mewujudkan sikap-sikap injili, seorang katolik harus senantiasa menjaga kesatuan ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh.

“Rendah hati bukan berarti rendah kualitas, tetapi menghargai nilai dari setiap hal.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here