Bacaan 1: Bacaan 1: Yeh 37:21-28
Injil: Yoh 11:45-56
SEBUAH negara didirikan dengan tujuan mempersatukan berbagai macam perbedaan yang ada pada rakyatnya.
Charles E. Merriam mengatakan, negara didirikan di atas doktrin atau premis yang tidak lain adalah pikiran, kemauan dan perasaan yang mampu menyatukan rakyatnya. Maka, pikiran yang melatari pendirian negara diwujudkan dalam ideologi bangsa.
Kita mengenal banyak tokoh pemersatu bangsa, misalnya duet Soekarno–Hatta, Gus Dur, dan lainnya.
Setiap keinginan rakyat disatukan dalam rumusan tujuan negara dan diikat dalam simbol-simbol negara seperti bendera negara, lagu kebangsaan, lambang dan bahasa negara.
Setelah menubuatkan pembuangan bangsa Israel ke Babel, Yehezkiel menubuatkan persatuan bangsa Israel kembali ke “Tanah Terjanji”.
Bahwa Allah sanggup menghidupkan harapan mereka yang telah mati dalam masa pembuangan dan sekaligus mempersatukan mereka karena telah terpisah dalam dua kerajaan Utara dan Selatan.
Segala sesuatunya mungkin bagi Allah.
“Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel,… mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya.”
Dalam kisah injil, Tuhan Yesus baru saja menghidupkan Lazarus sahabat-Nya yang telah mati selama empat hari.
Hal itu mestinya menjadi berita sukacita namun ternyata ditanggapi negatif oleh para kaum relijius Yahudi, yaitu para imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka merasa tersaingi popularitasnya sehingga berusaha untuk membunuh-Nya.
Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menghidupkan yang mati karena dosa dan mempersatukan seluruh bangsa dengan Allah Bapa. Hal itu dilakukan-Nya lewat kematian di kayu salib.
Imam Besar, Kayafas bernubuat, bahwa Yesus akan mati berkurban tidak hanya bagi bangsa Israel namun juga untuk seluruh bangsa di dunia. Ia akan mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
Pesan hari ini
Tuhan Yesus datang ke dunia menebus dosa umat-Nya, memberi hidup mereka yang mati karena dosa lalu mempersatukan dalam kehidupan kekal bersama Bapa.
Hal sama dilakukan Allah saat memulihkan bangsa Israel yang terpuruk akibat pembuangan di Babel. Ia menghidupkan harapan yang telah mati dan mengumpulkan yang tercerai berai.
“Jangan menitipkan harapan di hati orang lain, namun sampaikan pada Tuhan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”