Mengikuti Jejak Sang Guru

0
299 views
Ilustrasi: Yesus mengajar by Jen Norton.

Sabtu 15 Juli 2023.

  • Kej. 49:29-32; 50:15-26a.
  • Mzm. 105:1-2,3-4,6-7.
  • Mat. 10:25-30

DALAM dunia pendidikan, baik formal, non-formal maupun informal selalu ada proses belajar dan mengajar.

Dalam proses itu, guru atau dosen adalah sebutan untuk yang mengajar, sementara murid adalah yang belajar.

Seorang guru tentu saja merupakan orang yang jauh lebih berpengalaman, berpengetahuan dan patut diteladani serta dihormati.

Murid merupakan orang yang sedang ada dalam proses belajar di berbagai bidang dan jenjang pendidikan bertujuan mampu mengetahui dan menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Sikap seorang murid haruslah seperti cangkir yang kosong, yang siap diisi. Punya kerendahan hati untuk menerima didikan dan ajaran dari gurunya. Meski punya dia berilmu haruslah tetap menunduk penuh hormat pada gurunya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya.”

Tuhan Yesus Kristus memberikan sebuah pembelajaran mengenai hubungan guru dan murid: “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya.”

Secara harfiah kata ”murid” dalam pandangan Yahudi adalah orang yang berjalan di belakang seorang guru.

Dengan demikian pernyataan Sang Guru bisa dikaitkan pula dengan kerendahan hati seorang murid.

Murid harus menghargai gurunya. Dia tidak boleh merasa lebih pintar daripada gurunya. Bagaimanapun, gurunyalah yang telah membukakan dunia kepadanya.

Sehingga bisa dipahami ketika Sang Guru melanjutkan pengajarannya dengan pernyataan: ”Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya”

Kita semua adalah murid dan Yesus adalah guru kita. Yesus Sang Guru itu mengatakan bagi tiap orang yang mengikut-Nya haruslah menyangkal dan memikul salib.

Yesus telah menderita lebih dulu daripada kita dan Ia juga telah menunjukkan kasih-Nya jadi kita sebagai murid-Nya haruslah mencotohnya dengan berani menanggung penderitaan dan kesengsaraan dalam mewartakan kabar baik kepada sesama.

Tuhan Yesus mau memperteguh keyakinan kita untuk tidak takut mewartakan dan memberikan kesaksian tentang diri-Nya.

Memang Tuhan Yesus sudah mengetahui ada begitu banyak tantangan yang akan dihadapi dan dialami oleh para murid-Nya dan juga bagi kita semua yang adalah saksi-saksi iman.

Namun Ia memberikan kepada kita kekuatan dan keteguhan iman bahwa kita tidak berjalan sendirian.

Allah bersama kita dan menjaga serta melindungi kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sungguh mengikuti jejak Sang Guru?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here