Minggu, 10 Maret 2024
- 2Taw. 36:14-16,19-23;
- Mzm. 137:1-2,3,4-5,6;
- Ef. 2:4-10;
- Yoh. 3:14-21
WAKTU bekerja di pedalaman Kalimantan sebagian besar wilayah paroki belum terjangkau listrik. Banyak umat yang memanfaatkan lampu teplok (lampu berbahan bakar minyak tanah) untuk aktivitas di malam hari. Sedangkan sebagian kecil umat yang cukup berada mempunyai diesel yang pada malam hari digunakan sebagai alat penerangan.
Bagi banyak umat ketika hendak bepergian, obor menjadi pilihan untuk penerangan; murah meriah dan bisa dipakai beramai-ramai.
Baru kemudian banyak umat mempunyai lampu senter yang terasa menjadi barang mahal kala itu sehingga hanya segelintir orang yang memakainya.
Betapa pentingnya terang dalam kehidupan kita. Hari pertama Allah menciptakan terang. Terang itulah yang mengusir kegelapan. Kegelapan yang menyelimuti kekosongan, dihalau oleh terang. Kegelapan di kalahkan oleh terang.
Bulan akan gelap tanpa cahaya matahari yang dipantulkannya. Tanpa terang tidak akan ada siang. Dan kegelapan akan menguasai.
Bukan tanpa tujuan ketika Yesus Kristus menyatakan, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Sebagaimana kehidupan telah dikuasai oleh dosa yang menggelapkan kehidupan, maka perlu Terang agar kehidupan dipulihkan. Hanya terang yang mampu mengusir kegelapan.
Melalui terang kita bisa melihat dengan jelas sehingga dapat memilih yang benar, sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
Yesus Kristus digambarkan sebagai terang dunia yang menghapus kegelapan dunia. Dunia yang selama ini berjalan serta dikuasai oleh dosa dan hawa nafsu menemukan titik terang lewat kehadiran serta karya Tuhan Yesus. Selayaknya obor atau lentera yang merenangi jalan demikianlah posisi Kristus bagi kita yang bersedia untuk mengikuti-Nya.
Tak ada satupun yang dapat mengetahui apa yang terjadi di jalan hidup yang akan datang. Apakah gelap menyelimuti kehidupan? ataukah terbentang sukacita yang tiada terkira? Semuanya penuh ketidakpastian namun satu hal yang pasti ialah barangsiapa mengikuti Kristus dengan sepenuh hati maka Ia akan menerangi jalan kehidupannya.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku bersedia meninggalkan kegelapan dan mengikuti Sang Terang?