Mengkader Tunas Muda Suster SFIC Jadi Calon Pemimpin Tarekat Masa Depan

0
866 views
Para suster yunior SFIC melakukan aksi promosi panggilan di Asrama Puteri asuhan para-suster SFIC. (Sr. Maria Seba SFIC)

SEBANYAK 20  suster yunior (muda) anggota Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) Provinsi Indonesia  baru saja mengikuti program pertemuan persaudaraan di Komunitas Suster SFIC Nyarumkop, Singkawang, Kalbar. Di susteran dengan lokasi tempuh selama tiga jam perjalanan dari Pontianak dengan mobil ini mulai tanggal 26-28 Januari 2018 itu, para suster muda ini sengaja telah  ‘ditarik’ dari kesibukan sehari-hari untuk sebuah gathering.

Mereka ini datang dari berbagai tempat, komunitas berbeda-beda lokasi dan jenis karya. Sengaja selama beberapa hari keluar dari tugas karya sehari-hari supaya para suster muda ini bisa sejenak ‘mengasingkan diri’ dari kesibukan dan rutinitas yang sangat padat agar bisa menghadiri agenda “temu-kangen” — sebutan beken di kalangan suster-suster muda.

Program acara  ini bertujuan untuk saling berbagi pengalaman dan saling meneguhkan semangat satu sama lain. Dari sini dipupuk semangat bersama agar masing-masing memiliki kesadaran,  sedari usia muda mereka sudah harus punya pemikiran ideal  untuk membangun SFIC Provinsi Indonesia menjadi lebih baik; lebih berkwalitas baik dalam hidup spiritual maupun dalam karya pelayanan.

SFIC ke depan

Tema program ongoing formation khusus bagi para suster muda ini adalah “Kemanakah Biduk SFIC Provinsi Indonesia akan Kami Bawa?”

Kali ini, pertemuan itu menjadi sangat istimewa. Itu karena yang memberi materi pertemuan adalah Sr. Irene SFIC, Provinsial SFIC.

Menurut Suster Provinsial SFIC, tema ini  secara khusus dipilih, karena kaum muda adalah pribadi-pribadi yang sedang dalam pencarian jatidiri, suka bereksplorasi diri, dan mencari bekal berkualitas demi kehidupan di masa depan. Namun, sebagai manusia biasa, mereka sering mengalami banyak tantangan.

Provinsial Kongregasi Suster SFIC Sr. Irene SFIC menjadi fasilitator pemberi materi. (Sr. Maria Seba SFIC)

Baik itu dari kematangan pribadi, stabilitas emosi, takut mencoba karena menghindari risiko. Pada konteks inilah, arahan dan bimbingan para senior menjadi urgen dan penting.

“Biduk SFIC Provinsi Indonesia ini ibaratkan sebuah kapal besar yang  sedang mengarungi samudera raya yang luas. Oleh karena itu, suster-suster muda-yunior harus merasa diri ikut bertanggungjawab atas keselamatan kapal besar ini,” ungkap Sr. Provinsial Kongregasi Sr. Irene SFIC.

“Masa depan tarekat suster dan keselamatan para anggotanya itu ada di pundak dan hati mereka. Karenanya, masing-masing harus merasa ikut bertanggungjawab atas masa depan tarekat,” lanjut Sr. Irene SFIC.

Penerus pimpinan tarekat

Karena itu, masing-masing suster yunior ini  perlu memiliki kesadaran tinggi bahwa satu-dua-tiga di antara mereka itu nantinya akan menjadi penerus ‘nahkoda’ tarekat yang baik, berkualitas, dan bertanggungjawab.

Pertemuan para suster yunior SFIC di Nyarumkop, Singkawang, Kalbar. (Sr. Maria Seba SFIC)

“Untuk bisa menjadi tunas muda SFIC yang bertanggungjawab, maka masing-masing harus berani berkembang menjadi lebih baik, bersikap kreatif dan inovatif,” ungkap Sr. Irene SFIC.

Karena itu, tambahnya, “Perlu didorong terus agar tunas-tunas muda SFIC ini bersemangat tiada henti untuk belajar giat, serius menekuni tugas, menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran dalam upaya bersama membangun biduk besar bernama SFIC Provinsi Indonesia,” ungkap suster yang telah menjalani tiga periode memimpin SIFC Provinsi Indonesia sebagai Provinsial.

Pembina suster yunior, Sr. Yuvina SFIC,  di posisi paling kanan bersama 20 suster yunior. (Sr. Maria Seba SIFC)

Promosi panggilan

Di sela-sela pertemuan itu, Suster Provinsial SIFC juga memberi kesempatan kepada 20 suster yunior berkunjung ke asrama puteri asuhan para suster SFIC untuk berbagi kisah panggilan awal hingga tertarik ingin menjadi suster SFIC.

“Semoga dengan kehadiran dan kesaksian para suster muda ini, ada pemudi-pemudi yang tertarik serta tergerak hatinya untuk menjawab panggilan Tuhan,” harap Suster Irene.

Suster-suster muda SFIC siap diutus. (Sr. Maria Seba SFIC)

Pada sesi penutup, Suster Provinsial SFIC ini lalu mengajak para suster muda membuat refleksi pribadi dengan pedoman pertanyaan reflektif sebagai berikut:

  • Siapa diriku sebagai suster SFIC?
  • Bagaimana praktik hidupku sebagai SFIC?
  • Apa yang saya pikirkan untuk kemajuan SFIC?
  • Apa yang telah kulakukan dan yang akan kulakukan untuk membangun komunitasku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here