SEMUA orang akan memilih tanah terbaik untuk menanam semua tanamannya. Kalaupun tanah itu tidak subur, berbatu-batu dan semak, areal itu harus diolah.
Semak-semak dibabat dan dibersihkan. Batu-batu dangkat dan dijadikan teras sering, untuk mencegah erosi. Tanah dicangkuli, dan kalau perlu diberi pupuk agar tanaman itu bertumbuh dengan baik dan berbuah melimpah.
Dalam Injil Markus 4:1-20 Tuhan Yesus berbicara tentang tanah hati yang menerima benih firman dengan hasil yang berbeda pula.
Ada empat tanah hati menurut Yesus: tanah di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, tanah bersemak-semak dan tanah yang baik. Terasa lucu jika orang menabur benih tanpa mempersiapkan tanahnya kan?
Tapi ini beda, soal tanah hati. Tanah hati itu disposisi batin dan hati manusia saat menerima Firman Tuhan. Apapun jenis tanah hati kita, hari ini Tuhan Yesus ajak kita untuk mengolah tanah hati dengan iman, pengharapan, dan kasih.
Iman yang kuat kepada Tuhan, memampukan kita mengusir roh jahat dari lahan hati kita. Harapan yang teguh akan Tuhan yang selalu pasti menolong, memampukan kita bertahan dalam penindasan dan penganiayaan karena iman akan Yesus dan karena Injil.
Kasih yang mendalam kepada Tuhan dan sesama membuat kita bertahan ketika kekuatiran akan harta dunia menggerogoti kita dan membuat kita bersikap egois, rakus dan loba. Kasih membuat kita bisa mempeehatikan sesama yang menderita. Kita pupuki tanah hati kita dengan kerendahan hati (humus) dan keramahtamahan.
Kita sirami tanah hati kita dengan air sukacita dan kegembiraan, agar benih Firman Tuhan yang ditaburkan Yesus dalam hati kita, bertumbuh dan menghasilkan buah melimpah, demi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama.
Doaku: Tuhan Yesus bantulah saya mengolah tanah hatiku, agar benih Firman-Mu bertumbuh dan berbuah, sehingga semakin banyak orang menikamatinya melalui pelayananku. Amen.