
DI pagi yang cerah tanggal 30 April 2017 terdengar suara koor bergema dan alunan canang bergemerincing untuk mengiringi empat penari cantik dengan gerakan tari ala Kalimantan yang lincah dan energik. Sementara itu, muncul barisan pengiring dengan prosesi mulai memasuki Kapel St. Yohanes Pemandi di landasan Ulin yang cukup besar.
Perayaan Ekarisi Pengikraran Kaul Pertama Sr. Maria Benedikta ini dipersembahkan oleh Pastor Gregorius Syamsudin MSF dan Pastur Yonas sebagai konselebran. Para umat, juga para suster dari pelbagai kongregasi dan seminaris dari Yohanium telah memenuhi ruang gereja. Di kanan-kiri sayap gerejada ada ornamen khas lukisan bergambar St. Yohanes Pemandi di sebelah kanan dan Yesus Gembala Baik di sebelah kiri serta dua malaikat mungil d di tengah altar.
Dengan mantapnya, Sr. Maria Benedikta lalu mengikrarkan kaul pertamanya.

Sengaja di Landasan Ulin, Banjarmasin
Pengikraran kaul ini sengaja diadakan di Stasi Landasan Ulin, Banjar Baru, Banjarmasin, dimana keluarga besar Sr. Maria Benedikta berada. Ini merupakan peristiwa pertama bagi Tarekat Suster-suster Soers de Notre Dame (SND) yang menggelar acara ini di luar Jawa.
Semoga dengan peristiwa ini, banyak pemudi di Banjarmasin lalu merasa tertarik masuk biara karena merasa diri juga ikut terpanggil menjalani hidup bakti sebagai seorang suster religius. Harapannya agar mereka bisa mengikuti jejak. Sr Maria Benedikta sebagai suster.
Yang pertama
Sr. Maria Benedikta SND ini merupakan suster religius pertama yang masuk biara dan mengucapkan kaul triprasetia pertama sejak 25 tahun stasi ini berdiri. Romo Paroki merasa tersanjung dan bangga karena dipercaya menggelar acara pengikraran kaul ini.
Dalam kotbahnya, Romo Syamsudin mengupas makna panggilan dengan tajuk “Panggilan Samuel”.
Ia juga bertanya kepada Sr. Benedikta apakah bisa merasakan panggilan Tuhan? Dan dijawab dengan tegas: ”Bahwa suster tidak dapat mengelak atas panggilan Tuhan yang jika diabaikan rasanya semakin berteriak.”
Romo Syam juga menegaskan bahwa Gereja membutuhkan para biarawan/ biarawati agar tetap lestari.
Acara persembahan dilaksanakan dengan pengantar berupa tarian bagus. Kelompok koor Soli Deo dengan penuh semangat menyanyikan lagu yang bernada riang.

Upacara dan misa pengikraran ini berlangsung dua jam. Usai misa, acara berlanjut dengan aneka hiburan, tari dan nyanyi dari pelbagai kelompok kategorial; mulai dari anak-anak SEKAMI, BIA, KOMKA. Tak ketinggalan juga para ibu dan bapak ikut memeriahkan suasana, sambil menikmati hidangan yang tersaji secara prasmanan.
Umat senang, guyub, dan rukun. Suasana sangat kental dengan atmosfir kegembiraan. Semoga Sr. Maria Benedikta menjadi Woman of God and woman for others seperti yang dipesankan oleh kakak kandungnya: Dionisius Agus Puguh.
Ia menyampaikan kata sambutan sebagai wakil keluarga.
Semoga banyak tunas baru muncul khususnya di Stasi Yohanes Pemandi Banjarbaru, Banjarmasin dan dan di Indonesia pada umumnya.
Terima kasih semoga cerita panggilan Sr Benedikta menarik banyak pemudi.