Renungan Harian
Rabu, 29 Desember 2021
Bacaan I: 1Yoh. 2: 3-11
Injil: Luk. 2: 22-35
SUATU ketika, seorang bapak prodiakon menemui saya dan minta agar diperkenankan mengundurkan diri dari tugas seorang Prodiakon.
Saya terkejut atas permintaan bapak itu, karena bapak Prodiakon ini kami kenal sebagai seorang Prodiakon yang paling mudah untuk membantu. Di samping itu, bapak Prodiakon ini juga disukai banyak umat, jika memimpin pertemuan.
Maka saya bertanya apa yang menjadi alasan sehingga bapak Prodiakon ini mengundurkan diri.
“Romo, saya malu dan tidak pantas untuk menjadi pPodiakon. Anak saya telah menyadarkan saya kalau saya sesungguhnya tidak layak menjadi Prodiakon.
Kemarin saya menegur anak saya, karena tidak pernah ke gereja. Ia menjawab bahwa dirinya malas ke gereja. Jawaban itu membuat saya emosi dan marah.
Saat saya marah dia menjawab:
“Memang kalau ke gereja mengubah hidup orang? Lihat diri bapak, bapak rajin ke gereja, rajin pelayanan, dan bahkan sering memimpin pertemuan lingkungan, mengubah hidup bapak gak?
Bapak yang rajin ke gereja, tetapi di rumah kerjaannya marah-marah dan bersikap seperti raja, lalu apa gunanya bapak ke gereja?
Mendingan saya pak, tidak pernah ke gereja tetapi minimal tidak menyakiti orang lain.”
Romo, jawaban anak saya seperti itu seperti menampar saya dan menyadarkan saya bahwa sesungguhnya saya tidak pantas,” bapak Prodiakon itu menjelaskan.
“Pak, saya mengerti bahwa jawaban putera bapak itu sungguh-sungguh menggugat bapak. Namun hendaknya tidak menjadikan bapak mundur tetapi membuat bapak justru tertantang dan tergugah untuk menjadi lebih baik.
Pak, kita ini orang lemah, kita ini manusia yang penuh kekurangan, jadi kita-kita ini tidak ada yang pantas.
Kita ini dianggap pantas maka kita berpantas diri agar semakin pantas.
Mari Pak, kita bersama-sama menata diri, berpantas diri jangan mundur. Belum tentu dengan bapak mundur menjadikan putera bapak mau ke gereja.
Tetapi dengan bapak mengakui kelemahan dan menunjukkan perjuangan dan pergulatan untuk menjadi baik kiranya akan membuat putra bapak bisa melihat dan terdorong untuk ke gereja,” jawab saya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Surat Yohanes: “Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”