Mengunjungi Rumah Uskup Terpilih Keuskupan Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko OFM di Sedayu (6)

0
2,137 views
Uskup Terpilih Keuskupan Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko OFM (Ist)

SAYA bisa mengenal lebih dalam Mgr. Adrianus Sunarko  OFM yang di hari Rabu tanggal 28 Juni 2017 kemarin resmi diangkat menjadi Uskup Terpilih Keuskupan Pangkalpinang. Pengenalan itu terjadi di  bulan Juni 1984.

Saya bisa mulai mengenal Mgr. Adrianus Sunarko OFM, ketika dari pagi sampai sore saya dolan (mengunjungi) kakak kandungnya Monsinyur yakni Romo Laurentius Sutadi.

Romo Sutadi Pr adalah imam diosesan Keuskupan Ketapang di Kalimantan Barat dan kini Vikjen Keuskupan Ketapang.

Saya mendatangi rumah mereka  di  Sedayu, Kabupaten Bantul. Saya sendiri juga berasal dari Paroki Sedayu, meski jarak rumah kami lumayan jauh.

Baca juga:

Romo Laurentius Sutadi Pr pernah menjadi teman saya satu kelas di Seminari Menengah Mertoyudan sejak kami berdua teman seangkatan masuk seminari di tahun 1981. Sementara, adiknya yang kini menjadi Uskup Terpilih Keuskupan Pangkalpinang  Mgr. Adrianus Sunarko OFM adalah adik kelas kami.

Monsinyur Sunarko OFM baru masuk Seminari Mertoyudan tahun 1982.

Yang pasti, kedua bersaudara dari Paroki Sedayu itu sama-sama sangat pandai, namun tidak suka mau menonjolkan diri dan sangat rendah hati. Nilai rapor mereka jauh di atas rata-rata, kecuali nilai Bahasa Jawa.

Almarhum ayah kandung mereka bernama Bapak Sumedi  dan baru saja meninggal dunia 40 hari lalu. Almarhum Pak Sumedi  dikenal luas di Paroki Sedayu sebagai salah satu pendiri dan mantan Kepsek Pangudi Luhur Sedayu.

Masa kecil di Merauke, Papua

Saya bisa bangga karena nilai bahasa Jawa saya lebih baik daripada kedua bersaudara kandung teman seminaris sama-sama berasal dari Paroki Sedayu. Walau mereka orang Jawa, tetapi bahasa Jawa mereka tidak lancar seperti kami kebanyakan seminaris yang lahir di Tanah Jawa. Itu karena mereka menjalani masa kanak-kanaknya  di Merauke, Papua.

Walau lahir dan kemudian menghabiskan masa kecilnya di ujung timur Indonesia, keduanya teman seminaris asal Paroki Sedayu ini ternyata jago bermain basket, olahraga anak kota.

Saya juga pernah diajak mengunjungi keluarga mereka di Pohsarang (Kediri) dan Surabaya. Beberapa anggota keluarga dekat mereka menjadi tokoh Katolik, ada yang menjadi suster di Surabaya, lalu ada peneliti yang bernama Emanuel Subangun, dll.

Prinsip ‘acceptance’

Dalam sebuah perjumpaan lain, Romo Laurentius  Sutadi pernah sharing bahwa ‘kekurangan’ adik kandungnya dalam leadership yakni “ora iso nesu” (tidak bisa marah). Dalam pertemuan di Sedayu beberapa tahun yang lalu itu, ia sudah bisa lancar memakai bahasa Jawa.

Prinsip leadership yang dia pegang adalah keteladanan dan kerendahhatian. Ia sadar bahwa dia tidak bisa marah, sehingga dia bingung mau berbuat apa kalau melihat atau mengalami sesuatu yang membuatnya “harus marah”.

Kuncinya adalah ‘acceptance’, karena kemarahan tidak selalu menyelesaikan masalah, begitu katanya.

Ketika bertemu Mgr. Adrianus Sunarko OFM, saya sempat menanyakan hal yang sama.

Jawabannya ternyata sama: “Aku ya ora iso nesu” (aku juga tidak bisa marah).

Mungkin karena “tidak bisa marah” itu, kesederhanaan dan kerendahhatiannya maka Mgr. Adrianus Sunarko OFM bahagia menjadi anggota Keluarga Besar Saudara Dina (OFM), bahkan di sini ia menjadi Minister (pelayan) Provinsial Ordo OFM.

Proficiat Mgr. Adrianus Sunarko OFM. Semoga pengutusanmu oleh Gereja dengan menjadi Uskup Keuskupan Pangkalpinang itu selalu diberkati dan menjadi sarana untuk mengejawantahkan kemuliaan Allah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here