SEORANG bijaksana berkata, “Yang tidak bisa dilakukan oleh nasihat, terkadang bisa dilakukan oleh Teladan.”
Boutros Boutros Gali, adalah orang pertama dari Afrika, yang menjadi Sekretaris Jenderal PBB. Namun, jika dilihat lebih jauh, ternyata dia memiliki tradisi politik dalam keluarganya.
Kakeknya, yang bernama Boutros Ghali adalah Perdana Menteri di Mesir.
Pada nisan Boutros Ghali (sang kakek) tertulis kata-kata, “Tuhanlah yang menjadi saksi bahwa aku telah mengabdikan segenap kemampuanku kepada negeri ini.”
Boutros Boutros Ghali mengaku bahwa kakeknya sangat mempengaruhi dirinya. “Bagi seorang anak yang tumbuh dewasa dengan teladan seperti itu, hal itu menimbulkan dampak yang sangat besar,” katanya.
Tidak sekadar identifikasi
Keteladanan merupakan sesuatu yang sangat bermakna bagi hidup manusia. Keteladanan yang baik memberi kekuatan bagi orang lain untuk mengikutinya. Orang lain akan menimba keteladanan yang baik itu seperti menimba mutiara dari dalam sumur.
Namun yang dibutuhkan adalah kerja keras untuk mencapai seperti apa yang telah dimiliki oleh orang yang diteladani. Hal ini tentu saja tidak mudah, karena ada berbagai tantangan yang mesti dihadapi. Butros Butros Ghali dalam kisah di atas mampu meneledani sang kakek dengan bekerja keras. Ia tidak berpangku tangan. Ia mesti menyingsingkan lengan baju untuk meraih cita-cita yang diinginkannya.
Dalam meneladani orang lain tidak hanya berhenti pada mengidentifiksi. Kalau hanya berhenti pada identifikasi orang bisa saja menemukan dirinya seolah-olah sama. Yang dibutuhkan adalah mengerjakan apa yang menjadi kemampuan kita lalu menarik sesuatu yang berharga dari orang yang kita teladani.
Mari kita berjuang untuk meraih kesuksesan dalam hidup dengan meneladan mereka yang telah sukses. Kita mengambil hal-hal yang positif untuk kita kembangkan dalam perjalanan hidup kita.
Tetap semangat, sahabat-sahabat. Tuhan memberkati.
