Meninggalkan Diri Sendiri

0
360 views
Ilustrasi

MENJADI orang beriman dan beragama itu lebih dari sekedar sebutan atau identitas. Tantangannya besar, ketika orang secara serius mau menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari.

Namun demikian, buah yang dipetik dari menghayati iman akan Tuhan itu luar biasa. Keselamatan dan kebahagiaan abadi.

“Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Rm 10: 11.13).

Keselamatan itu disediakan untuk semua orang; seluruh umat manusia. Namun belum semua orang dapat menyerukan nama itu.

Karena itu, diperlukan orang yang siap diutus untuk mewartakan nama Tuhan itu (Rm 10: 14-15).

Mereka yang diutus itu disebut rasul. Beberapa dari mereka secara langsung dipanggil dan diutus oleh Sang Guru Kehidupan.

Salah satunya adalah Andreas.

Kepadanya dan Simon, saudaranya, Sang Guru bersabda, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mat 4: 19). Hidup mereka berubah; dari penjala ikan menjadi penjala manusia.

Segera mereka meninggalkan pekerjaan itu dan mengikuti Dia. Menjala manusia yang berarti menyelamatkan manusia tentu jauh lebih bermakna daripada menangkap ikan. Mereka menjadi utusan Tuhan.

Dengan mengikuti Sang Guru Kehidupan hidup mereka menemukan makna hidup yang lebih mendalam. Itu bisa terwujud juga pada semua orang yang menghayati imannya dan mau menjadi utusannya. T

entu, ada biayanya. Yang paling mahal adalah meninggalkan diri sendiri.

Selasa, 30 November 2021
Pesta Santo Andreas, Rasul

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here