Menjadi “100% Katolik, 100% Indonesia”, Kata Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono

0
878 views
Mgr. Christophorus Tri Harsono resmi menjadi Uskup baru Keuskupan Purwokerto. Di belakang adalah Mgr. Robertus Rubiyatmoko -- Uskup Penahbis Utama. (Esti Birowo/PUKAT KAJ)

PROSESI Misa Tahbisan Episkopal Uskup Keuskupan Purwokerto tanggal 16 Oktober 2018 lalu berlangsung khidmat, penuh sukacita, sekaligus mengharukan. Bukan saja karena umat yang hadir dari berbagai penjuru keuskupan dipenuhi antusiasme, melainkan karena semua yang berperan serta dalam perhelatan agung tersebut merasakan begitu besar kasih karunia Allah bagi Keuskupan Purwokerto dengan hadirnya uskup baru untuk mereka.

Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Pierro Pioppo, membaca surat resmi Tahta Suci tentang pengangkatan Uskup Keuskupan Purwokerto. Ia menunjukkan bulla tersebut kepada ketiga Uskup Penahbis, kepada Uskup Terpilih dan di hadapan para uskup yang hadir. Kemudian, ia membaca isi surat tersebut dalam bahasa Indonesia dengan cukup lancar.

Selanjutnya, Uskup Terpilih mengucapkan janji kesediaannya di hadapan umat dengan dipandu berbagai pertanyaan dari Penahbis Utama, Mgr. Robertus Rubiyatmoko (Uskup Keuskupan Agung Semarang). Dilanjutkan dengan prosesi penumpangan tangan oleh para Uskup Penahbis dan diikuti oleh semua uskup yang hadir.

Nuntio (Dubes Vatikan untuk RI) Mgr. Pierro Piopo.
Dubes Vatikan untuk RI Mgr. Pierro Piopo menunjukkan “bulla” (surat keputusan pengangkatan uskup) dari Tahta Suci tentang penunjukan Mgr. Christophorus Tri Harsono sebagai Uskup Keuskupan Purwokerto.

Prosesi penumpangan tangan ini merupakan puncak Liturgi Tahbisan Uskup yang sudah berlangsung selama berabad-abad yang terdiri dua hal pokok, yakni Penumpangan Tangan dan Doa Tahbisan oleh para uskup.

Umat mengikuti liturgi ini dengan khidmat dan dalam suasana hening, sambil tetap berdiri.

Semper reformanda

Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM (Uskup Keuskupan Bogor) dalam homilinya menyampaikan ‘Seorang uskup mesti menjadi pelaksana tak kenal lelah adagium berbunyi ‘Gereja semper reformanda (yang selalu harus diperbarui).”

Menurut Mgr. Paskalis, perjuangan Mgr. Tri  menerima pengutusan sebagai uskup sangatlah berat. Akhirnya, melalui kuasa Tuhan dan bimbingan Roh Kudus,  Mgr. Tri siap diutus menjadi Uskup Keuskupan Purwokerto.

Adagium ‘Gereja semper reformanda.’ Uskup mesti membawa pembaruan berkualitas bagi keuskupan. Tak terkecuali para imam dan bersama seluruh umat Purwokerto bersama Uskupnya mesti siap melakukan pembaruan. Taatilah uskup dan bergeraklah bersama memperbarui keuskupan ini dalam semangat Fiat mihi secundum verbum tuum (terjadilah padaku menurut perkataan-Mu),” ungkap Uskup Keuskupan Bogor ini.

Uskup Keuskupan Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM memberi homili dalam Misa Tahbisan Episkopal Mgr. Christophorus Tri Harsono.

“Pesan firman Tuhan itu amat relevan untuk situasi dan kondisi Keuskupan Purwokerto saat ini.  Uskup baru, para imam dan umat mesti mengikuti Yesus untuk saling merangkul dalam persaudaran kendati ada perbedaan. Sesuai ajakan Paulus, wujudkan iman yang ditampilkan dalam kemauan baik dan niat tulus untuk hidup dalam persekutuan,” ungkap Mgr. Paskalis.

“Momen tahbisan ini hendaknya menjadi momen magic untuk menoreh sejarah baru dalam Keuskupan Purwokerto, sejarah berjabatan tangan dan berangkulan dalam semangat kasih antara para imam, sejarah kerendahan hati untuk saling mengampuni, sejarah berjalan bersama membangun keuskupan ini. Mudah-mudahan tidak ada yang berlaku seperti orang Farisi, kalau pun ada inilah saatnya untuk bertobat, membarui diri,” tandasnya.

“Sebagai pembantu uskup, para imam bukanlah ‘uskup-uskup’ kecil, melainkan berjuang bersama dengan uskupnya berdasar dan berakar pada firman Tuhan dan tradisi sehat Gereja Katolik. Uskup dan para imam hendaknya bahu-membahu membimbing umatnya untuk hidup atas dasar firman Tuhan,” lanjutnya.

Akhirnya, Mgr. Paskalis menutup homilinya dengan menyampaikan bahwa bila semua pihak hidup dalam iman yang kooperatif dan dalam ketaatan, “Anda sekalian akan terus-menerus menulis sejarah indah tentang persaudaraan sejati, sejarah tentang communio penuh cinta kasih di keuskupan Purwokerto.”

Kasihilah dan hormatilah uskup

Duta Besar Vatikan menyampaikan bahwa Mgr.Tri adalah abdi Allah yang mengasihi imamnya dan umat serta mereka yang berkehendak baik untuk hidup bersama dalam keharmonisan.

Uskup baru Keuskupan Purwokerto diharapkan bisa menjadi citra Allah yang melayani, mengasihi dan menuntun semua di jalan kebaikan menuju Allah. Sementara itu, dari pihak para imam dan umat Katolik Purwokerto diajak Mgr. Piero Pioppo mengasihi dan menghormati uskup baru mereka.

“Kasihilah dan hormatilah uskup baru Anda. Karena ketika Anda mengasihi Uskup, Anda mengasihi Gereja. Ketika Anda mengasihi Gereja, Anda menghormati Allah dan dengan demikian kebaikan bagi umat manusia akan terwujud,” ungkapnya.

100% Katolik 100% Indonesia

Acara yang ditunggu-tunggu umat dalam rangkaian penahbisan Mgr. Christophorus Tri Harsono pun tiba. Setelah misa penahbisan usai dan dilanjutkan dengan berbagai sambutan, tibalah saatnya bagi uskup baru Purwoketo untuk menyampaikan kata sambutannya.

Penumpangan tangan oleh Dubes Vatikan untuk RI tanda dilakukannya penahbisan episkopal oleh sesama Uskup.

Uniknya, Mgr. Tri menyampaikan kata sambutannya ini dalam campuran tiga bahasa: Indonesia, Italia dan Arab.

Uskup ‘Kecamatan’ Purwokerto terpilih ini yang memiliki motto tahbisan “Fiat Mihi Secundum Verbum Tuum” (Jadilah padaku menurut perkataan-Mu) menyampaikan kata sambutan yang cukup detil dan membuka wawasan kebangsaan bagi umat dan undangan yang hadir.

Dalam awal sambutannya yang penuh gelak tawa itu, Mgr. Tri menyampaikan bahwa “Siapapun yang berambisi jadi uskup itu adalah gila. Uskup adalah terpilih, tidak mengajukan diri. Menjadi uskup bukan jabatan kemuliaan, tetapi adalah jabatan pelayanan.”

Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono

Selanjutnya, beliau juga menyampaikan berbagai hal yang menyangkut soal kebhinnekaan yang disitir dari pidato Presiden Sukarno dan soal toleransi. Mgr. Tri menyampaikan bahwa toleransi yang baik dan benar adalah menerima dengan ikhlas berbagai perbedaan.

“Kebhinnekaan adalah keniscayaan dan Tuhan menghendaki itu. Toleransi yang baik dan benar bukan mencari kesamaan, tetapi menerima dengan ikhlas realita perbedaan-perbedaan orang lain dan di sekitar kita,” ungkapnya.

“Maka,100% Katolik 100% Indonesia berarti bahwa keimanan dan tindakan seseorang ditentukan oleh seberapa utuh dan lengkap konsep tentang Tuhan. Hal ini akan tercermin dalam setiap kata, perbuatan dan tindakannya,” kata Mgr. Tri.

“Kalau orang memiliki konsep Tuhan secara utuh dan lengkap dan benar tentang Tuhan, maka ia mengungkapkannya secara utuh dan benar dalam imannya, perbuatannya sehari hari, dalam kata dan tindakannya. Tetapi kalau konsep tentang Tuhan itu hanya sepotong, maka dalam tindakan dan perbuatannya pun hanya sepotong-sepotong. Jadi,  kalau mengimani Kristus juga jangan sepotong tetapi satu kesatuan penuh, dari lahir, wafat dan kebangkitan-Nya,” tegasnya.

Jangan jadi jago kandang

Di akhir kata sambutannya, Mgr. Tri mengajak seluruh imam dari berbagai tarekat yang berkarya di Keuskupan Purwokerto dan seluruh umat untuk bergandengan tangan bersama-sama membangun Keuskupan Purwokerto.

Ia juga menegaskan jika bahwa 100% Katolik dan 100% Indonesia akan dapat diwujudkan dengan kebersamaan dari seluruh imam dan umat.

Album Tahbisan Uskup Keuskupan Purwokerto dan Barisan Imam (3)

“Jangan jadi jago kandang di dalam Gereja kita sendiri, tetapi pergilah keluar. Mari kita bersama-sama dengan berbagai Kongregasi dan tarekat yang ada di sini, mari kita bergabung bersama untuk membangun keuskupan Purwokerto ini. Saya tidak bisa dan tidak mampu bekerja sendiri. Mari kita bekerja bersama untuk menuju 100% Katolik dan 100% Indonesia,” pungkasnya.

Menutup sambutannya, Mgr. Tri mengucapkan doa Kemuliaan dan Salam Maria dalam bahasa Arab.

Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono saat menyampaikan pidato sambutan.

Berkat pertama mengakhiri seluruh rangkaian acara hari itu.

Mgr. Tri berjalan kaki mengelililngi seluruh Graha Widyatama Universitas Soedirman, Purwokerto dengan memberikan berkat pertamanya yang disambut dengan rasa haru dan hormat.

Banyak umat yang berusaha mencium cincinnya dan bahkan ada banyak yang mencium jubahnya. Umat pun pulang dengan perasaan suka cita dan syukur atas segala pengalaman yang mereka peroleh sepanjang hari Selasa penuh berkat dan sukacita tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here