Menjadi Garam dan Terang

0
418 views
Ilustrasi- Bulir padi. (Ist)

Selasa, 8 Juni 2021

Bacaan I: 2Kor 1: 18-22.
Injil: Mat 5: 13-16.

DI perbatasan antara Kalteng dan Kalbar terdapat satu kampung dengan penduduk kurang lebih 150 jiwa. Dan hanya satu keluarga yang beragama katolik.

Untuk mencapai kampung itu dari pusat paroki, kami harus naik sampan hampir satu hari dilanjutkan jalan kaki lima jam.

Meski hanya satu keluarga yang beragama katolik, namun bapak keluarganya menjadi ketua kampung.

“Hanya orang yang benar-benar punya niat bisa sampai di sini,” kata bapak itu.

“Tapi juga punya kaki yang kuat,” kata temanku.

“Dan juga iman yang kokoh,” kata ibu sambil menuang air ke gelas.

“Kami sekeluarga, beberapa kali dibujuk baik secara halus maupun terang-terangan untuk meninggalkan agama Katolik, namun kami tidak mau,” kata bapak keluarga itu.

“Beberapa orang bahkan pernah minta kami pindah kampung, jika tidak mengikuti kemauan mereka,” kata ibu.

“Kami tetap sabar dan berusaha tidak terpancing dengan semua provokasi mereka, namun kami tetap berusaha baik dengan mereka bahkan kepada mereka yang membenci kami,” tutur bapak itu.

“Ketika terjadi kebakaran hutan yang mengakibatkan gagal panen hingga banyak warga tidak punya bibit padi, bapak membagikan simpanan bibit padi kepada warga lainnya,” kata ibu

“Memang tidak bisa banyak, namun meski sedikit-sedikit hampir semua warga mendapatkan bibit padi gratis dari kami,” bapak itu, menimpali kata istrinya.

“Kami hidup bersama, suka duka kami rasakan bersama. Hidup kami terhubung satu sama lain. Maka dalam keadaan sulit sudah sepantasnya kami berbagi apa yang bisa meringankan beban kesulitan bersama,” lanjut bapak itu.

“Sejak saat itu, warga di sini menerima kami dengan baik, bahkan menjadikan bapak kepala kampung,” sambung ibu itu.

Menjadi terang dan garam di mana pun bisa kita lakukan.

Baik menjadi terang maupun garam menuntut keberanian berkorban dari dirinya sendiri, dan tidak menarik orang untuk fokus pada kebutuhan kita namun senantiasa terarah pada kebaikan bersama.

Apakah saya mau tetap berusaha baik ketika kurang diterima bahkan tidak dihargai?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here