Menjadi Katolik untuk Menebar Semangat Kebaikan

0
355 views
IlustrasiL Kebiasaan baik itu hasil pembelajaran terus-menerus (Sr. M. Ludovika OSA)

BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN.

Rabu, 21 Juli 2021.

Tema: Cara tuhan menumbuhkan iman.

  • Bacaan Kel. 16; 1-5, 9-15.
  • Mat. 13: 1-19.

BAGAIMANA sesuatu bisa tumbuh, bila Tuhan tidak terlibat.

Seandainya pun Tuhan terlibat, apakah orang menyadari betapa indahnya dia di mata Tuhan? Betapa ia berharga di hadapan-Nya? Betapa Allah jatuh cinta kepadanya?

Pertumbuhan dan perkembangan yang menghasilkan buah, tidak lepas dari usaha manusia juga. Apa arti berkat tanpa jerih payah? Apa arti karunia bila tidak untuk sesame?

Perumpamaan tentang benih.

  • Ada yang jatuh di pinggir jalan;
  • Ada terhimpit di tengah tanah yang berbatu-batu;
  • Ada yang berada diantara semak belukar dan berduri;
  • Ada pula yang tertanam dalam tanah yang baik.

Semua itu adalah kondisi hidup. Ia dalam pengujian.

Dalam kesesakan mencari

Perjuangan dan kesaksian, kiranya satu hal yang penting dalam hidup.

Suatu saat, saya kedatangan seorang tamu tahun 1988. Terlihat seorang bapak yang capai dan bingung. Bajunya agak lusuh.

“Bagaimana Pak? Apa yang bisa dibantu?”

“Saya belum katolik, Romo. Semua anggota keluarga saya sudah. Saya menghadapi masalah. Agak sulit diatasi. Saya tidak ingin keluarga tahu, karena anak-anak yang masih kuliah.

Masalah terkait dengan keluarga besar dari pihak saya. Mereka seenaknya kas bon di perusahaan. Saya memang menjadi pemilik dan pemegang saham dominan. Mereka telag saya tempatkan di posisi-posisi penting.

Tapi, berkali-kali terjadi. Bagian keuangan sudah diingatkan. Sebagai karyawan takut pada atasan yang adalah keluarga saya sendiri.

Daya saing perusahaan semakin menurun. Utang bank tidak sedikit. Sementara, saya tidak ingin mem-phk satu orang pun. Mereka telah lama bekerja. Minta doanya, Romo. Kadang saya ketakutan sendiri. Seperti ada yang menghantui.

Sepekan kemudian datang lagi. Dengan gaya yang sama, wajahnya juga belum berubah jadi ceria.

Kepada inner circle-nya, ia melarang minta kas bon, kecuali gaji. Walaupun mereka pun juga ikut menanam saham dan masih satu anggota keluarga besar.

Mencari celah

Kali ini, ia ingin mengenal Yesus. Ingin dibaptis agar satu iman dengan keluarganya. Ia minta diajari secara langsung dan bertanyajawab dengan latar belakang sebelumnya penganut kepercayaan lain.

Saya lalu menyadarkannya.

“Untuk hidup baik dan berkenan kepada Allah, tidak harus menjadi Katolik. Bapak silakan tetap menjadi seorang Budhis, tetapi Budhis yang baik, yang bersama dengan semua orang yang berkehendak baik mengembangkan kebaikan bersama.

Lalu ia minta diberi pemahaman, saat Yesus mengatakan, “Akulah jalan kebenaran dan kehidupan.”

Ia tahu sedikit karena rumahnya sering dipakai untuk pendalaman Kitab Suci.

Hampir lima kali dia datang dan keluarga tidak tahu kalau dia berminat dan menginginkan menjadi Katolik.

Suatu saat, ia berkata, “Romo telah ikut mencoba menyelamatkan perusahaan. Ini ada sedikit hasil penertiban. Saya sumbang untuk gereja.”

Ia mulai tumbuh dalam iman. Juga berkembang dalam berbagi kasih.

Selama tiga hari ini, ia lalu merasa ada yang “menggangu”. Ketakutan dan halusinasi ikut dirasakan.

Belum tuntas berbuat baik usai dibaptis, ia mendadak dipanggil Tuhan.

Pergulatan dan pencariannya berakhir.

Bukankah penderitaan tidak dapat dihindari. Namun dapat memberi makna sebagai tindakan kasih dan penyerahan diri ke dalam tangan Allah yang tak pernah meninggalkan kita.

Tuhan, di bawah kepak sayap-Mu, aku berlindung. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here